Translate

ArabicEnglishFrenchGermanIndonesianItalianJapaneseKoreanRussianSpanish

Visitors World

Flag Counter

Blog saya?


Wisata dan Liburan ke Banda Aceh 20.42

Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh 

ImageMasjid ini merupakan saksi bisu sejarah Aceh, terletak di pusat kota Banda Aceh dan merupakan kebanggaan masyarakat Aceh. Masjid Raya Baiturrahman adalah simbol religius, keberanian dan nasionalisme rakyat Aceh. Masjid ini dibangun pada masa Sultan  Iskandar Muda (1607-1636), dan merupakan pusat pendidikan ilmu agama di  Nusantara. Pada saat itu banyak pelajar dari Nusantara, bahkan dari Arab,  Turki, India, dan Parsi yang datang ke Aceh untuk menuntut ilmu agama. Mesjid ini  merupakan markas pertahanan rakyat Aceh ketika berperang dengan Belanda  (1873-1904). Pada saat terjadi Perang Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar  habis oleh tentara Belanda. Pada saat itu, Mayjen Khohler tewas tertembak di  dahi oleh pasukan Aceh di pekarangan Masjid Raya. Untuk mengenang peristiwa  tersebut, dibangun sebuah monumen kecil di depan sebelah kiri Masjid Raya,  tepatnya di bawah pohon ketapang. Enam tahun kemudian, untuk meredam kemarahan  rakyat Aceh, pihak Belanda melalui Gubernur Jenderal Van Lansnerge membangun  kembali Masjid Raya ini dengan peletakan batu pertamanya pada tahun 1879. Hingga  saat ini Masjid Raya telah mengalami lima kali renovasi dan perluasan  (1879-1993).
Mesjid ini merupakan salah satu Mesjid yang terindah di Indonesia yang memiliki tujuh kubah, empat menara dan satu  menara induk. Ruangan dalam berlantai marmer buatan Italia, luasnya mencapai  4.760 m2 dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan Mesjid. Mesjid ini  dapat menampung hingga 9.000 jama‘ah. Di halaman depan masjid  terdapat sebuah kolam besar, rerumputan yang tertata rapi dengan tanaman hias  dan pohon kelapa yang tumbuh di atasnya.


Pinto Khop
Image
Dibangun Pada masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Pinto Khop merupakan pintu penghubung antara Istana dan Taman Putroe Phang. Pinto Khop ini merupakan pintu gerbang berbentuk kubah. Pintu Khop ini merupakan tempat beristirahat Putri Phang, setelah lelah berenang, letaknya tidak jauh dari Gunongan, disanalah dayang-dayang membasuh rambut sang permaisuri. Disana juga terdapat kolam untuk sang permaisuri mandi bunga. Ditempat itu pula oleh Sultan dibangun sebuah perpustakaan dan menjadi tempat sang permaisuri serta Sultan menghabiskan waktu sambil membaca buku selepas berenang, keramas dan mandi bunga.

Gunongan
ImageGunongan merupakan simbol dan kekuatan cinta  Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya yang cantik jelita, Putri Phang (Putroe Phang) yang berasal dari Pahang,  Malaysia. Alkisah, Putroe Phang sering merasa kesepian di tengah kesibukan  sang suami sebagai kepala pemerintahan. Ia selalu teringat dengan kampung  halamannya di Pahang. Sang suami memahami kegundahan permaisurinya. Untuk  membahagiakan sang permaisuri, ia membangun sebuah gunung kecil (Gunongan)  sebagai miniatur perbukitan yang mengelilingi istana Putroe Phang di  Pahang. Setelah Gunongan selesai dibangun, betapa bahagianya sang permaisuri. Hari-harinya banyak dihabiskan dengan bermain bersama dayang-dayang di sekitar  Gunongan, sambil memanjatinya. Gunongan terletak di Jalan Teuku Umara berhadapan  dengan lokasi perkuburan serdadu Belanda (Kerkoff). Bangunan ini didirikan pada masa  pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) pada abad ke-17. Bangunan Gunongan tidak terlalu besar, bersegi enam, berbentuk seperti bunga dan  bertingkat tiga dengan tingkat utamanya sebuah mahkota tiang yang berdiri  tegak. Pada dindingnya ada sebuah pintu masuk berukuran rendah yang selalu  dalam keadaan terkunci. Dari lorong pintu itu ada sebuah tangga menuju ke  tingkat tiga Gunongan.

Kapal Apung Lampulo
ImageSitus ini tetap dipertahankan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengenang Musibah Tsunami yang melanda Kota Banda Aceh. Sebuah kapal yang terbawa Gelombang Tsunami dan terdampar di perumahan penduduk di kawasan Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam.



Makam Sultan Iskandar Muda
Image Sultan Iskandar Muda merupakan tokoh penting dalam sejarah Aceh. Aceh pernah mengalami masa kejayaan, kala Sultan memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1607-1636 ia mampu menempatkan kerajaan Islam Aceh di peringkat kelima di antara kerajaan terbesar Islam di dunia pada abad ke 16. Saat itu Banda Aceh yang merupakan pusat Kerajaan Aceh, menjadi kawasan bandar perniagaan yang ramai karena berhubungan dagang dengan dunia internasional, terutama kawasan Nusantara di mana Selat Malaka merupakan jalur lalu lintas pelayaran kapal-kapal niaga asing untuk mengangkut hasil bumi Asia ke Eropa. Beliau bisa bertindak adil, bahkan terhadap anak kandungnya. Dikisahkan, Sultan memiliki dua orang putera/puteri. Salah satunya bernama Meurah Pupok yang gemar pacuan kuda.Tetapi buruk laku Meurah, dia tertangkap basah sedang berselingkuh dengan isteri orang. Yang menangkap sang suami, di rumahnya sendiri pula. Sang suami mencabut rencong, ditusukkannya ke tubuh sang isteri yang serong. Sang suami kemudian melaporkan langsung kepada Sultan, dan setelah itu di depan rajanya sang suami kemudian berharakiri (bunuh diri) Sultan, yang oleh rakyatnya dihormati sebagai raja bijaksana dan adil, jadi berang. Meurah Pupok disusulnya di gelanggang pacuan kuda dan dipancungnya (dibunuh) sendiri di depan umum. Maka timbullah ucapan kebanggaan orang Aceh: Adat bak Po Temeuruhoom, Hukom bak Syiah Kuala. Adat dipelihara Sultan Iskandar Muda, sedang pelaksanaan hukum atau agama di bawah pertimbangan Syiah Kuala. Murah Pupok dikuburkan di kompleks pekuburan tentara Belanda yang terkenal dengan nama "KerKhoff Peutjoet".

Gerbang Peutjoet Kerkoff
Image
Kerkoff berasal dari  bahasa Belanda yang berarti kuburan, sedangkan Peutjoet atau asal kata dari Pocut (putra kesayangan) Sultan Iskandar Muda yang dihukum oleh ayahnya sendiri (Sultan Iskandar Muda) karena melakukan kesalahan fatal dan dimakamkan di tengah-tengan perkuburan ini.
Pada relief dinding gerbang makam tertulis  nama-nama serdadu Belanda yang meninggal dalam pertempuran dengan masyarakat  Aceh (setiap relief ada 30 nama); daerah pertempuran, seperti di Sigli, Moekim,  Tjot Basetoel, Lambari en Teunom, Kandang, Toeanko, Lambesoi, Koewala, Tjot  Rang - Pajaoe, Lepong Ara, Oleh Karang – Dango, dan Samalanga); dan tahun  meninggal para serdadu (1873-1910). Sekitar 2200 tentara Belanda termasuk 4 jenderalnya sejak tahun 1883 hingga 1940an dikuburkan di sini. Di antara para serdadu Belanda tersebut ada  beberapa nama prajurit Marsose yang berasal dari Ambon, Manado dan Jawa. Para prajurit Marsose yang berasal  dari Jawa ditandai dengan identitas IF (inlander fuselier) di belakang  namanya, prajurit dari Ambon dengan tanda AMB, prajurit dari Manado dengan tanda MND, dan serdadu Belanda  dengan tanda EF/ F. Art.

Mesjid Baiturrahim Ulee Lheu
Image Masjid Baiturrahim ini merupakan satu-satunya bangunan dipinggir Pantai Ulee Lheue yang berdiri kokoh pada saat Tsunami menerjang Kota Banda Aceh, sementara bangunan lain yang berada di sekitarnya luluh lantak di hantam Gelombang Tsunami pada hari minggu tanggal 24 Desember 2004.



 Kuburan Massal Ulee Lheu
Image Situs wisata ini terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda dan sebelum Tsunami merupakan Rumah Sakit Umum Meuraxa, namun ketika Tsunami melanda Kota Banda Aceh Rumah Sakit tersebut rusak parah dan halamannya dijadikan pemakaman massal bagi korban Tsunami sedangkan untuk Rumah Sakit Meuraxa sendiri direlokasi ke Desa Mibo Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh.



Kapal PLTD Apung
Kapal PLTD Apung Dikarenakan banyak menara transmisi listrik dari Sumatera Utara ke Aceh ditebang oleh pihak-pihak pemberontak pada masa konflik maka masalah kekurangan listrik di Banda Aceh menjadi sangat krusial sehingga PLN menempatkan Kapal Generator Listrik untuk mensuplai kebutuhan listrik di Banda Aceh melalui jalur laut. Pada hari minggu pagi tanggal 26 Desember 2004, gelombang Tsunami menghempas Kapal tersebut sejauh lebih kurang 3KM dari pesisir pantai. Dikarenakan banyak objek akibat Tsunami seperti perumahan penduduk yang hancur telah dibangun kembali, maka Kapal besar di tengah kampung ini sangat membantu untuk mendapatkan gambaran betapa dahsyatnya Tsunami tersebut.

Replika Pesawat Seulawah RI 1 di Blang Padang
Image Pesawat Seulawah yang dikenal RI-1 dan RI-2 merupakan bukti nyata dukungan yang diberikan masyarakat Aceh dalam proses perjalanan Republik Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya, Pesawat Seulawah yang menjadi cikal bakal Maskapai Garuda Indonesia Airways disumbangkan melalui pengumpulan harta pribadi masyarakat dan saudagar aceh sehingga Presiden Soekarno menyebut "Daerah Aceh adalah Daerah Modal bagi Republik Indonesia, dan melalui perjuangan rakyat aceh seluruh Wilayah Republik Indonesia dapat direbut kembali". Pesawat Seulawah dibeli dengan harga US$120.000 dengan kurs pada saat itu atau kira-kira 25 Kg emas dan untuk mengenang jasa masyarakat aceh tersebut maka di buat replika pesawat seulawah yang berada di Lapangan Blang Padang Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh.

Taman Sari  
Image Taman Sari merupakan tempat bermain yang ramai dikunjungi oleh masyarakat dengan lokasi yang berada tidak jauh dari Mesjid Raya Kota Banda Aceh, Taman Sari merupakan salah satu tempat favorit di Kota Banda Aceh dengan fasilitas yang tersedia antara lain : mempunyai taman yang luas dan tertata rapi dengan aneka permainan gratis bagi anak-anak dan juga tersedia hot spot gratis sehingga setiap orang dapat mengakses internet serta di dukung oleh bangunan gedung untuk menunjang tempat ini sebagai pusat kegiatan masyarakat.


Taman Wisata Krueng Aceh 
Image Sungai yang membelah Kota Banda Aceh ini merupakan salah satu sungai yang cukup bersih untuk dijadikan sebagai objek wisata dengan konsep panorama  aliran sungai dengan suasana tenang dan nyaman untuk melepas kepenatan. Titik Lokasi  Waterfront City di Kota Banda Aceh meliputi kawasan Gampong Keudah, Gampong Kuta Alam dan Kawasan Gampong Lamgugob, dengan sarana yang tersedia yaitu tempat rekreasi keluarga di titik Keudah dan Kuta Alam serta wisata air di jembatan lamnyong dan juga Sebagai pelengkap  bagi pengunjung yang tidak hanya melepas kepenatan dapat memanfaatkan lokasi jogging track dekat jembatan Peunayong sebagai sarana olah raga ataupun tempat pembibitan benih tanaman di Kampung Bar.

Setting Memisahkan Trafik Browsing Dan Game 20.05

Untuk memisahkan trafik browsing dan game pada mikrotik. Dan semoga bermanfaat buat kita semua, trik pemisahan seperti ini juga bisa di gunakan untuk trafik lainnya. Seperti SMTP misalnya, atau tergantung mana yang ingin anda prioritaskan koneksinya.


Test running well di RB750 OS ver.4.5
ISP= SAPIDI EXECUTIVE 512 – 2M
Mangle:
GAME

Contoh buat Point Blank, game lain sesuaikan aja port/ip nya, masih banyak port untuk point blank dan ipnya, silahkan cari di google untuk tambahaan ip game lain dan portnya,

/ip firewall mangle

add chain=game action=mark-connection new-connection-mark=Game \
passthrough=yes protocol=tcp dst-address=203.89.146.0/23 \
dst-port=39190 comment="Point Blank"

add chain=game action=mark-connection new-connection-mark=Game \
passthrough=yes protocol=udp dst-address=203.89.146.0/23\
dst-port=40000-40010

add chain=game action=mark-packet new-packet-mark=Game_pkt \
passthrough=no connection-mark=Game

add chain=prerouting action=jump jump-target=game


POKER


/ip firewall mangle

add chain=forward action=mark-connection \
new-connection-mark=Poker_con passthrough=yes \
protocol=tcp dst-address-list=LOAD POKER comment="POKER"

add chain=forward action=mark-connection \
new-connection-mark=Poker_con passthrough=yes \
protocol=tcp content=statics.poker.static.zynga.com

add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=Poker \
passthrough=no connection-mark=Poker_con


BROWSING


/ip firewall mangle
add chain=forward action=mark-connection new-connection-mark=http \
passthrough=yes protocol=tcp in-interface=WAN out-interface=Lan \
packet-mark=!Game_pkt connection-mark=!Game \
connection-bytes=0-262146 comment="BROWSE"

add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=http_pkt\
passthrough=no protocol=tcp connection-mark=http


LIMIT DOWNLOAD
/ip firewall mangle
add chain=forward action=mark-connection new-connection-mark=Download \
passthrough=yes protocol=tcp in-interface=WAN out-interface=Lan \
packet-mark=!Game_pkt connection-mark=!Poker_con \
connection-bytes=262146-4294967295 comment="LIMIT DOWNLOAD"

addchain=forward action=mark-packet new-packet-mark=Download_pkt \
passthrough=no packet-mark=!Game_pk> connection-mark=Download

UPLOAD
/ip firewall mangle 
chain=prerouting action=mark-packet new-packet-mark=Upload \
passthrough=no protocol=tcp src-address=192.168.0.0/24 \
in-interface=Lan packet-mark=!icmp_pkt comment="UPLOAD"


QUEUE
/queue type

name="Download" kind=pcq pcq-rate=256000 pcq-limit=50 \
pcq-classifier=dst-address pcq-total-limit=2000

name="Http" kind=pcq pcq-rate=1M pcq-limit=50 \
pcq-classifier=dst-address pcq-total-limit=2000

name="Game" kind=pcq pcq-rate=0 pcq-limit=50 \
pcq-classifier=src-address,dst-address,src-port, \
dst-port pcq-total-limit=2000

name="Upload" kind=pcq pcq-rate=0 pcq-limit=50 \
pcq-classifier=src-address pcq-total-limit=2000


Queue Tree
/queue tree

name="Main Browse" parent=Lan limit-at=0 priority=8 max-limit=1M \
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s

name="Browse" parent=Main Browse packet-mark=http_pkt \
limit-at=0 queue=Http priority=8 max-limit=1M \
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s

name="Game" parent=global-total packet-mark=Game_pkt \
limit-at=0 queue=Game priority=1 max-limit=0 \
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s

name="Poker" parent=global-out packet-mark=Poker limit-at=0 \
queue=Game priority=3 max-limit=0 burst-limit=0 \
burst-threshold=0 burst-time=0s

name="Download" parent=global-out packet-mark=Download_pkt \
limit-at=0 queue=Download priority=8 max-limit=256k \
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s

name="Main Upload" parent=global-in limit-at=0 priority=8 \
max-limit=256k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s

name="Upload" parent=Main Upload packet-mark=Upload \
limit-at=0 queue=Upload priority=8 max-limit=0 \
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s

HASILNYA

BROWSING 1Mbs bagi rata sekampung (baca: satu jaringan)
DOWNLOAD 256Kbps bagi rata sekampung
GAME seadanya bandwith sesuai kebutuhan sekampung
POKER seadanya bandwith sesuai kebutuhan sekampung
UPLOAD seadanya bandwith bagi rata sesuai kebutuhan sekampung

Cara Setting Mikrotik Supaya Seimbang Antara Browsing,Pointblank dan Poker 19.52

Penyebab dari lag nya Pointblank,poker,browsing di antaranya yaitu tidak seimbangnya
Pembagian bandwidth di Mikrotik 

Supaya Ping dari Pointblank tidak drop maka harus anda sisakan bandwidth agar Ping tetap stabil
Contoh saya punya bandwidth 2MB Upload dan 2MB Download berarti saya hanya gunakan 1,7MB untuk Browsing dan 300KB untuk Ping Pointblank dan Ping Poker

Saya gunakan di sini queue tree yaitu limit bandwidth otomatis

Dengan Queue Tree di Mikrotik bila anda sendiri yang menggunakan koneksi maka bandwidth full 1,7MB untuk anda,bila dua orang yang menggunakan koneksi Mikrotik akan otomatis membagi dua bandwidth bila tiga orang yang menggunakan koneksi maka Mikrotik otomatis membagi tiga bandwidth dan begitu seterusnya.. 

Ok mari kita mulai:
  • Jalankan Winbox dan Buka “New Terminal” Copykan perintah di bawah ini kemudian pastekan di “New Terminal”:

A.POINTBLANK
/ip firewall mangle add chain=game action=mark-connection \
new-connection-mark=Game passthrough=yes protocol=tcp \
dst-address=203.89.146.0/23 dst-port=39190 comment=”Point Blank”
/ip firewall \
mangle add chain=game action=mark-connection new-connection-mark=Game \
passthrough=yes protocol=udp dst-address=203.89.146.0/23 \
dst-port=40000-40010
/ip firewall mangle add chain=game action=mark-packet \
new-packet-mark=Game_pkt passthrough=no connection-mark=Game
/ip firewall \
mangle add chain=prerouting action=jump jump-target=game
/queue type add \
name=”Game” kind=pcq pcq-rate=0 pcq-limit=50 \
pcq-classifier=src-address,dst-address,src-port,dst-port \
pcq-total-limit=2000
/queue tree add name=”Game” parent=global-total \
packet-mark=Game_pkt limit-at=0 queue=Game priority=1 max-limit=0 burst-limit=0 \
burst-threshold=0 burst-time=0s


B.POKER

/ip firewall mangle add chain=prerouting protocol=tcp dst-port=9339 \
connection-state=new action=mark-connection new-connection-mark=poker \
passthrough=yes comment="poker" disabled=no
/ip firewall mangle add \
chain=prerouting connection-mark=poker action=mark-packet new-packet-mark=poker1 \
passthrough=no comment="" disabled=no
/queue tree add name="poker mania" \
parent=global-out packet-mark=poker1 limit-at=0 queue=default priority=1 \
max-limit=0 burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s disabled=no
C.BROWSING

/ip firewall mangle add chain=forward action=mark-connection \
new-connection-mark=http passthrough=yes protocol=tcp in-interface=public \
out-interface=local packet-mark=!Game_pkt connection-mark=!Game \
connection-bytes=0-262146 comment=”BROWSE”
/ip firewall mangle add \
chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=http_pkt passthrough=no \
protocol=tcp connection-mark=http
/queue type add name=”Http” kind=pcq \
pcq-rate=1700k pcq-limit=50 pcq-classifier=dst-address \
pcq-total-limit=2000
/queue tree add name=”Main_Browse” parent=local \
limit-at=0 priority=8 max-limit=512k burst-limit=0 burst-threshold=0 \
burst-time=0s
/queue tree add name=”Browse” parent=Main_Browse \
packet-mark=http_pkt limit-at=0 queue=Http priority=8 max-limit=1700k \
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
  • Untuk melihat perintah yang sudah berjalan anda bisa Klik di menu winbox “Ip” kemudian “Firewall” kemudian “Mangle”…seperti gambar di bawah ini:

  • Kemudian klik “Queue” kemudian “Queue Tree” Double klik “Main Browse” kemudian anda ubah “Max Limit” 75 persen dari jumlah bandwidth anda…misalkan bandwidth anda 512Kb maka anda isikan “Max Limit” 350Kb begitu juga dengan "Browse"…seperti gambar di bawah ini:

Selesai….
Semoga Bermanfaat

Tafsir Islam sebagai Rahmatan Lil 'Alamin 12.18

Salah Kaprah Memahami Rahmatan Lil ‘Alamin

Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman yang salah kaprah. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah.
Pernyataan  bahwa Islam adalah agamanya yangrahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.
Secara bahasa,
الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ
rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi MuhammadShallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

Penafsiran Para Ahli Tafsir


1. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim:
“Pendapat yang lebih benar dalam menafsirkan ayat ini adalah bahwa rahmat disini bersifat umum. Dalam masalah ini, terdapat dua penafsiran:

Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi MuhammadShallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus.
Orang kafir yang memerangi beliau, manfaat yang mereka dapatkan adalah disegerakannya pembunuhan dan maut bagi mereka, itu lebih baik bagi mereka. Karena hidup mereka hanya akan menambah kepedihan adzab kelak di akhirat. Kebinasaan telah ditetapkan bagi mereka. Sehingga, dipercepatnya ajal lebih bermanfaat bagi mereka daripada hidup menetap dalam kekafiran.

Orang kafir yang terikat perjanjian dengan beliau, manfaat bagi mereka adalah dibiarkan hidup didunia dalam perlindungan dan perjanjian. Mereka ini lebih sedikit keburukannya daripada orang kafir yang memerangi Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Orang munafik, yang menampakkan iman secara zhahir saja, mereka mendapat manfaat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain.
Dan pada umat manusia setelah beliau diutus, Allah Ta’ala tidak memberikan adzab yang menyeluruh dari umat manusia di bumi. Kesimpulannya, semua manusia mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya. Sehingga bagi orang kafir, Islam tetap dikatakan rahmat bagi mereka, namun mereka enggan menerima. Sebagaimana jika dikatakan ‘Ini adalah obat bagi si fulan yang sakit’. Andaikan fulan tidak meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat”

2. Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam Fathul Qadir:

“Makna ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, dengan membawa hukum-hukum syariat, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus yang menjadi pengecualian’. Dengan kata lain, ’satu-satunya alasan Kami mengutusmu, wahai Muhammad, adalah sebagai rahmat yang luas. Karena kami mengutusmu dengan membawa sesuatu yang menjadi sebab kebahagiaan di akhirat’ ”

3. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari:

“Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat ini, tentang apakah seluruh manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah seluruh manusia baik mu’min dan kafir? Ataukah hanya manusia mu’min saja? Sebagian ahli tafsir berpendapat, yang dimaksud adalah seluruh manusia baik mu’min maupun kafir. Mereka mendasarinya dengan riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu dalam menafsirkan ayat ini:
من آمن بالله واليوم الآخر كتب له الرحمة في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن بالله ورسوله عوفي مما أصاب الأمم من الخسف والقذف
Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua di tenggelamkan atau di terpa gelombang besar

dalam riwayat yang lain:
تمت الرحمة لمن آمن به في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن به عوفي مما أصاب الأمم قبل
Rahmat yang sempurna di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang beriman kepada Rasulullah. Sedangkan bagi orang-orang yang enggan beriman, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu

Pendapat ahli tafsir yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang beriman saja. Mereka membawakan riwayat dari Ibnu Zaid dalam menafsirkan ayat ini:
فهو لهؤلاء فتنة ولهؤلاء رحمة , وقد جاء الأمر مجملا رحمة للعالمين . والعالمون هاهنا : من آمن به وصدقه وأطاعه
Dengan diutusnya Rasulullah, ada manusia yang mendapat bencana, ada yang mendapat rahmah, walaupun bentuk penyebutan dalam ayat ini sifatnya umum, yaitu sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Seluruh manusia yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah, membenarkannya dan menaatinya

Pendapat yang benar dari dua pendapat ini adalah pendapat yang pertama, sebagaimana riwayat Ibnu Abbas. Yaitu Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, baik mu’min maupun kafir. Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. BeliauShallallahu ‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah. Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa tidak disegerakannya bencana yang menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah” (diterjemahkan secara ringkas).

4. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi

“Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau berkata:
كان محمد صلى الله عليه وسلم رحمة لجميع الناس فمن آمن به وصدق به سعد , ومن لم يؤمن به سلم مما لحق الأمم من الخسف والغرق
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau, akan mendapat kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan dari bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi atau ditenggelamkan dengan air

Ibnu Zaid berkata:
أراد بالعالمين المؤمنين خاص
Yang dimaksud ’seluruh manusia’ dalam ayat ini adalah hanya orang-orang yang beriman” ”

5. Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir

“Maksud ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk’. Sebagaimana dalam sebuah hadits:
إنما أنا رحمة مهداة

Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)” (HR. Al Bukhari dalam Al ‘Ilal Al Kabir 369, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/596. Hadits ini di-shahih-kan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 490, juga dalam Shahih Al Jami’, 2345)

Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala tidak mengatakan ‘rahmatan lilmu’minin‘, namun mengatakan ‘rahmatan lil ‘alamin‘ karena Allah Ta’ala ingin memberikan rahmat bagi seluruh makhluknya dengan diutusnya pemimpin para Nabi, Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau diutus dengan membawa kebahagiaan yang besar. Beliau juga menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat. Beliau memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah bagi seluruh manusia. Bahkan orang-orang kafir mendapat manfaat dari rahmat ini, yaitu ditundanya hukuman bagi mereka. Selain itu mereka pun tidak lagi ditimpa azab berupa diubah menjadi binatang, atau dibenamkan ke bumi, atau ditenggelamkan dengan air”

Pemahaman Yang Salah Kaprah

Permasalahan muncul ketika orang-orang menafsirkan ayat ini secara serampangan, bermodal pemahaman bahasa dan logika yang dangkal. Atau berusaha memaksakan makna ayat agar sesuai dengan hawa nafsunya. Diantaranya pemahaman tersebut adalah:

1. Berkasih sayang dengan orang kafir

Sebagian orang mengajak untuk berkasih sayang kepada orang kafir, tidak perlu membenci mereka, mengikuti acara-acara mereka, enggan menyebut mereka kafir, atau bahkan menyerukan bahwa semua agama sama dan benar, dengan berdalil dengan ayat:
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta” (QS. Al Anbiya: 107)

Padahal bukan demikian tafsiran dari ayat ini. Allah Ta’ala menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, namun bentuk rahmat bagi orang kafir bukanlah dengan berkasih sayang kepada mereka. Bahkan telah dijelaskan oleh para ahli tafsir, bahwa bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah besar yang menimpa umat terdahulu. Inilah bentuk kasih sayang Allah terhadap orang kafir, dari penjelasan sahabat Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu.

Bahkan konsekuensi dari keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah membenci segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, membenci bentuk-bentuk penentangan terhadap ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, serta membenci orang-orang yang melakukannya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS. Al-Mujadalah: 22)

Namun perlu dicatat, harus membenci bukan berarti harus membunuh, melukai, atau menyakiti orang kafir yang kita temui. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Qayyim dalam tafsir beliau di atas, bahwa ada orang kafir yang wajib diperangi, ada pula yang tidak boleh dilukai.

Menjadikan surat Al Anbiya ayat 107 sebagai dalil pluralisme agama juga merupakan pemahaman yang menyimpang. Karena ayat-ayat Al Qur’an tidak mungkin saling bertentangan. Bukankah AllahTa’ala sendiri yang berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإِسْلامُ
Agama yang diridhai oleh Allah adalah Islam” (QS. Al Imran: 19)
Juga firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Al Imran: 85)

Orang yang mengusung isu pluralisme mungkin menafsirkan ‘Islam’ dalam ayat-ayat ini dengan ‘berserah diri’. Jadi semua agama benar asalkan berserah diri kepada Tuhan, kata mereka. Cukuplah kita jawab bualan mereka dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam:
الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا
”Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya” (HR. Muslim no.8)
Justru surat Al Anbiya ayat 107 ini adlalah bantahan telak terhadap pluralisme agama. Karena ayat ini adalah dalil bahwa semua manusia di muka bumi wajib memeluk agama Islam. Karena Islam itu ‘lil alamin‘, diperuntukkan bagi seluruh manusia di muka bumi. Sebagaimana dijelaskan Imam Ibnul Qayyim di atas: “Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya”.

2. Berkasih sayang dalam kemungkaran

Sebagian kaum muslimin membiarkan orang-orang meninggalkan shalat, membiarkan pelacuran merajalela, membiarkan wanita membuka aurat mereka di depan umum bahkan membiarkan praktek-praktek kemusyrikan dan enggan menasehati mereka karena khawatir para pelaku maksiat tersinggung hatinya jika dinasehati, kemudian berkata : “Islam khan rahmatan lil’alamin, penuh kasih sayang”. Sungguh aneh.
Padahal bukanlah demikian tafsir surat Al Anbiya ayat 107 ini. Islam sebagai rahmat Allah bukanlah bermakna berbelas kasihan kepada pelaku kemungkaran dan membiarkan mereka dalam kemungkarannya. Sebagaiman dijelaskan Ath Thabari dalam tafsirnya di atas, “Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah”.

Maka bentuk kasih sayang Allah terhadap orang mu’min adalah dengan memberi mereka petunjuk untuk menjalankan perinta-perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah, sehingga mereka menggapai jannah. Dengan kata lain, jika kita juga merasa cinta dan sayang kepada saudara kita yang melakukan maksiat, sepatutnya kita menasehatinya dan mengingkari maksiat yang dilakukannya dan mengarahkannya untuk melakukan amal kebaikan.

Dan sikap rahmat pun diperlukan dalam mengingkari maksiat. Sepatutnya pengingkaran terhadap maksiat mendahulukan sikap lembut dan penuh kasih sayang, bukan mendahulukan sikap kasar dan keras. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda:
إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه . ولا ينزع من شيء إلا شانه
Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, kecuali akan menghiasnya. Tidaklah kelembutan itu hilang dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya” (HR. Muslim no. 2594)

3. Berkasih sayang dalam penyimpangan beragama

Adalagi yang menggunakan ayat ini untuk melegalkan berbagai bentuk bid’ah, syirik dan khurafat. Karena mereka menganggap bentuk-bentuk penyimpangan tersebut adalah perbedaan pendapat yang harus ditoleransi sehingga merekapun berkata: “Biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan mengusik kami, bukankah Islam rahmatan lil’alamin?”. Sungguh aneh.

Menafsirkan rahmat dalam surat Al Anbiya ayat 107 dengan kasih sayang dan toleransi terhadap semua pemahaman yang ada pada kaum muslimin, adalah penafsiran yang sangat jauh. Tidak ada ahli tafsir yang menafsirkan demikian.

Perpecahan ditubuh ummat menjadi bermacam golongan adalah fakta, dan sudah diperingatkan sejak dahulu oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Dan orang yang mengatakan semua golongan tersebut itu benar dan semuanya dapat ditoleransi tidak berbeda dengan orang yang mengatakan semua agama sama. Diantara bermacam golongan tersebut tentu ada yang benar dan ada yang salah. Dan kita wajib mengikuti yang benar, yaitu yang sesuai dengan ajaran NabiShallallahu ‘alaihi Wa sallam. Bahkan Ibnul Qayyim mengatakan tentang rahmat dalam surat Al Anbiya ayat 107: “Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus”. Artinya, Islam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada orang yang mengikuti golongan yang benar yaitu yang mau mengikuti ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Pernyataan ‘biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan mengusik kami’ hanya berlaku kepada 

orang kafir. Sebagaimana dinyatakan dalam surat Al Kaafirun:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Katakanlah: ‘Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku‘”

Sedangkan kepada sesama muslim, tidak boleh demikian. Bahkan wajib menasehati bila saudaranya terjerumus dalam kesalahan. Yang dinasehati pun sepatutnya lapang menerima nasehat. Bukankah orang-orang beriman itu saling menasehati dalam kebaikan?
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍإِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr: 1 – 3)

Dan menasehati orang yang berbuat menyimpang dalam agama adalah bentuk kasih sayang kepada orang tersebut. Bahkan orang yang mengetahui saudaranya terjerumus ke dalam penyimpangan beragama namun mendiamkan, ia mendapat dosa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam:
إذا عملت الخطيئة في الأرض كان من شهدها فكرهها كمن غاب عنها . ومن غاب عنها فرضيها ، كان كمن شهدها
Jika engkau mengetahui adanya sebuah kesalahan (dalam agama) terjadi dimuka bumi, orang yang melihat langsung lalu mengingkarinya, ia sama seperti orang yang tidak melihat langsung (tidak dosa). Orang yang tidak melihat langsung namun ridha terhadap kesalahan tersebut, ia sama seperti orang yang melihat langsung (mendapat dosa)” (HR. Abu Daud no.4345, dihasankan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)

Perselisihan pendapat pun tidak bisa dipukul-rata bahwa semua pendapat bisa ditoleransi. Apakah kita mentoleransi sebagian orang sufi yang berpendapat shalat lima waktu itu tidak wajib bagi orang yang mencapai tingkatan tertentu? Atau sebagian orang kejawen yang menganggap shalat itu yang penting ‘ingat Allah’ tanpa harus melakukan shalat? Apakah kita mentoleransi pendapat Ahmadiyyah yang mengatakan bahwa berhaji tidak harus ke Makkah? Tentu tidak dapat ditoleransi. Jika semua pendapat orang dapat ditoleransi, hancurlah agama ini. Namun pendapat-pendapat yang berdasarkan dalil shahih, cara berdalil yang benar, menggunakan kaidah para ulama, barulah dapat kita toleransi.

4. Menyepelekan permasalahan aqidah

Dengan menggunakan ayat ini, sebagian orang menyepelekan dan enggan mendakwahkan aqidah yang benar. Karena mereka menganggap mendakwahkan aqidah hanya akan memecah-belah ummat dan menimbulkan kebencian sehingga tidak sesuai dengan prinsip bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.
Renungkanlah perkataan Ash Shabuni dalam menafsirkan rahmatan lil ‘alamin: “Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah bagi seluruh manusia”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallammenjadi rahmat bagi seluruh manusia karena beliau membawa ajaran tauhid. Karena manusia pada masa sebelum beliau diutus berada dalam kesesatan berupa penyembahan kepada sesembahan selain Allah, walaupun mereka menyembah kepada Allah juga. Dan inilah inti ajaran para Rasul. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut’ ” (QS. An Nahl: 36)

Selain itu, bukankah masalah aqidah ini yang dapat menentukan nasib seseorang apakah ia akan kekal di neraka atau tidak? Allah Ta’ala berfirman:
نَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Al Maidah: 72)

Oleh karena itu, adakah yang lebih urgen dari masalah ini?
Kesimpulannya, justru dakwah tauhid, seruan untuk beraqidah yang benar adalah bentuk rahmatdari Allah Ta’ala. Karena dakwah tauhid yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat Allah, maka bagaimana mungkin menjadi sebab perpecahan ummat? Justru kesyirikanlah yang sebenarnya menjadi sebab perpecahan ummat. Sebagaimana firman AllahTa’ala:
وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (QS. Ar Ruum: 31-32)

Pemahaman Yang Benar

Berdasarkan penafsiran para ulama ahli tafsir yang terpercaya, beberapa faedah yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah:
  1. Di utusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai Rasul Allah adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.
  2. Seluruh manusia di muka bumi diwajibkan memeluk agama Islam.
  3. Hukum-hukum syariat dan aturan-aturan dalam Islam adalah bentuk kasih sayang AllahTa’ala kepada makhluk-Nya.
  4. Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
  5. Rahmat yang sempurna hanya didapatkan oleh orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
  6. Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
  7. Orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, membenarkan beliau serta taat kepada beliau, akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
  8. Orang kafir yang memerangi Islam juga mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, yaitu dengan diwajibkannya perang melawan mereka. Karena kehidupan mereka didunia lebih lama hanya akan menambah kepedihan siksa neraka di akhirat kelak.
  9. Orang kafir yang terikat perjanjian dengan kaum musliminjuga mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Yaitu dengan dilarangnya membunuh dan merampas harta mereka.
  10. Secara umum, orang kafir mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam berupa dihindari dari adzab yang menimpa umat-umat terdahulu yang menentang Allah. Sehingga setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, tidak akan ada kaum kafir yang diazab dengan cara ditenggelamkan seluruhnya atau dibenamkan ke dalam bumi seluruhnya atau diubah menjadi binatang seluruhnya.
  11. Orang munafik yang mengaku beriman di lisan namun ingkar di dalam hati juga mendapatrahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Mereka mendapat manfaat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain. Namun di akhirat kelak Allah akan menempatkan mereka di dasar neraka Jahannam.
  12. Pengutusan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam menjadi rahmat karena beliau telah memberikan pencerahan kepada manusia yang awalnya dalam kejahilan dan memberikan hidayah kepada manusia yang awalnya berada dalam kesesatan berupa peribadatan kepada selain Allah.
  13. Sebagian ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini diberikan juga kepada orang kafir namun mereka menolaknya. Sehingga hanya orang mu’min saja yang mendapatkannya.
  14. Sebagain ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini hanya diberikan orang mu’min.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, yang dengan sebabrahmat-Nya tersebut kita dikumpulkan di dalam Jannah-Nya.
Alhamdulillahiladzi bini’matihi tatimmush shalihat..

AQIDAH ISLAM 12.02

Pendidikan akidah merupakan asas kepada pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia merupakan inti kepada amalan Islam seseorang. Seseorang yang tidak memiliki akidah menyebabkan amalannya tidak mendapat pengiktirafan oleh Allah swt. Ayat-ayat yang terawal yang diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw di Makkah menjurus kepada pembinaan akidah. Dengan asas pendidikan dan penghayatan akidah yang kuat dan jelas maka Nabi Muhammad saw telah berjaya melahirkan sahabat-sahabat yang mempunyai daya tahan yang kental dalam mempertahan dan mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Bilal bin Rabah tidak berganjak imannya walaupun diseksa dan ditindih dengan batu besar di tengah padang pasir yang panas terik. Demikian juga keluarga Amar bin Yasir tetap teguh iman mereka walau berhadapan dengan ancaman maut. Dari sini kita nampak dengan jelas bahawa pendidikan akidah amat penting dalam jiwa setiap insan muslim agar mereka dapat mempertahan iman dan agama Islam lebih-lebih lagi di zaman globalisasi yang penuh dengan cabaran dalam segenap penjuru terutamanya internet dan teknologi maklumat yang berkembang dengan begitu pesat sekali. 

2.0 Matlamat dan Objektif Pendidikan Akidah
 

2.1 Mengakui keesaan Allah swt
Matlamat utama pendidikan akidah Islam ialah mendidik manusia supaya mengakui keesaan dan ketunggalan Allah swt sebagai tuhan yang wajib disembah. Tiada sekutu bagiNya. Ini dijelakan oleh Allah swt dalam firmanNya yang bermaksud :

kitab.gif (3473 bytes)
ayat01.gif (3227 bytes)

"Katakanlah (wahai Muhammad) Dia ialah Allah Yang Maha Esa. Allah menjadi tumpuan sekelian makhluk untuk memohon sebarang hajat. Ia tiada beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesiapa yang setara denganNya"
(al-Ikhlas : 1-4)
Ayat di atas mendidik manusia supaya mengaku keesaan dan kekuasaan Allah swt. Ayat ini diturunkan di Makkah di awal perkembangan Islam. Oleh kerana akidah merupakan asas kepada kekuatan dan pembinaan Islam sebagai al-Din maka wahyu-wahyu yang terawal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw menjurus kepada pendidikan Akidah bagi menanam keyakinan yang teguh dalam jiwa manusiatentang keesaan Allah swt.
 

2.2 Melahirkan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah swt .Pendidikan akidah juga penting untuk mendidik manusia supaya patuh dan tunduk kepada kebesaran dan keagongan Allah swt.
 

2.3 Membentuk keperibadian insan
Sebagaimana acuan dapat membentuk dan mencorakkan air kandungannya maka demikianlah akidah dapat membentuk dan mendidik orang yang mengambilnya menepati dengan hakikat dan tabiat kemanusiaan yang tulen dan asli seperti yang dikehendaki oleh penciptanya. Pendidikan akidah dapat membentuk sifat-sifat nalurinya, akal fikirannya, iradahnya dan perasaannya. Ringkasnya pendidikan akidah bermatlamat untuk membentuk nilai akhlak dan keperibadian seseorang insan yang akan mencorakkan suluk amali atau gerak laku amal perbuatan selaras dengan peranan dan tanggungjawab manusia sebagai khalifah Allah swt di muka bumi ini. Menurut Mohd Sulaiman Yasin (1987), Akidah Islam ialah akidah yang bersumberkan ketuhanan (akidah Rabbaniyyah) yang tetap, syumul, menyeluruh dan fitrah. Tabiat akidah yang demikian ialah akidah yang kukuh dan teguh. Hanya akidah yang teguh sahaja dapat membentuk manusia yang teguh dan kukuh. Kekukuhan dan keteguhan akidah ialah kerana kekukuhan dan keteguhan ciri-ciri yang menjadi kandungan akidah itu, yang merangkumi segala hakikat iaitu hakikat ketuhanan, hakikat alma semesta dan hakikat kemanusiaan serta nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Kekukuhan akidah inilah yang akhirnya menjadi sumber kekuatan Islam. Itulah hakikat kekuatan umat Islam, kekuatan jiwa dan rohani serta peribadinya yang menjadi asas kepada kekuatan jasmaninya.  Di dalam sejarah kegemilangan umat Islam yang silam kita mendapati bahawa umat Islam di masa itu telah dibentuk dan dididik oleh akidah yang akhirnya melahirkan kekuatan yang sungguh kental dan luar biasa. Kita lihat sahaja kepada Bilal, bahawa akidah telah memberikan kekuatan kepadanya. Abdul Rahman bin Auf dan Osman bin Affan sanggup membelanjakan hartanya kerana mempertahankan Islam sehingga tiada apa lagi yang dimiliki melainkan Allah swt dan Rasul. Ali bin Abi Talib sanggup mempertaruhkan nyawanya kerana Rasulullah saw dan banyak lagi contoh-contoh yang ditunjukkan oleh para sahabat Rasulullah saw hasil dari pendidikan akidah yang mantap.
 

2.0 Definisi Akidah
Perkataan akidah berasal dari perkataan bahasa Arab iaitu "aqada yang bererti ikatan atau simpulan. Perkataan ini juga digunakan pada sesuatu yang maknawi seperti akad nikah dan akad jual beli. Dari ikatan atau simpulan yang maknawi ini maka lahirlah akidah iaitu ikatan atau simpulan khusus dalam kepercayaan. Sementara dari segi istilah, akidah bermaksud kepercayaan yang terikat erat dan tersimpul kuat dalam jiwa seseorang sehingga tidak mungkin tercerai atau terurai. Akidah menurut istilah syara" pula bermaksud kepercayaan atau keimanan kepada hakikat-hakikat atau nilai-nilai yang mutlak, yang tetap dan kekal, yang pasti dan hakiki, yang kudus dan suci seperti yang diwajibkan oleh syara" iaitu beriman kepada Allah swt, rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan perkara-perkara ghaibiyyat.
 

3.2 Hakikat Iman
Dalam menjelaskan definisi akidah ada disebut perkataan kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama kepada akidah. Iman ialah perkataan Arab yang bererti percaya yang merangkumi ikrar (pengakuan) dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mempraktikkan dengan perbuatan. Ini adalah berdasarkan sebuah hadis yang bermaksud :  "Iman itu ialah mengaku dengan lidah, membenarkan di dalam hati dan beramal dengan anggota".
(al-Hadis)
Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui oleh orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah swt namun dapat diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan. Iman tidak pernah berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat. Sebaliknya iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang sesuai dan secucuk dengan kehendak dan tuntutan iman itu sendiri.

Firman Allah swt yang bermaksud: 

kitab.gif (3473 bytes)
ayat02.gif (3738 bytes)
"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah swt dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu".
(al-Hujurat : 15)

Firman Allah swt lagi yang bermaksud:


kitab.gif (3473 bytes)
ayat03.gif (5982 bytes)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu apabila disebut nama Allah swt maka terasa gerunlah hati mereka dan apabila dibaca kepada mereka ayat-ayat Allah swt, bertambahlah iman mereka dan kepada tuhan sahaja mereka bertawakkal. Mereka mendirikan solat, membelanjakan daripada apa yang kami beri rezki kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya".
(al-Anfal : 2-4)
Perkara yang menjadi asas atau pokok keimanan dalam Islam juga dikenali sebagai rukun-rukun Iman iaitu sebanyak enam perkara :

  • Pertama : Beriman kepada Allah swt.
  • Kedua : Beriman kepada Malaikat.
  • Ketiga : Beriman kepada kitab-kitab.
  • Keempat : Beriman kepada Rasul-Rasul.
  • Kelima : Beriman kepada Hari Kiamat.
  • Keenam : Beriman kepada Qada" dan Qadar.

Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam hadisnya yang bermaksud :
"Iman itu bahawa kamu mempercayai kepada Allah swt, malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari kumudian dan kamu beriman kepada takdir baik dan buruknya".
(Riwayat Muslim)

3.3 Hubungan Iman dan Islam
Iman dengan makna tasdiq juga dinamakan akidah di mana rahsianya tidak diketahui sesiapa melainkan orang berkenaan dan Allah swt. Namun demikian manusia mempunyai sifat-sifat lahiriah yang dapat dilihat melalui tingkah laku manusia sama ada melalui percakapan atau perbuatan. Inilah yang menjadi ukuran keimanan seseorang. Adapun segala yang tersirat di dalam hatinya terserah kepada Allah swt. Iman yang melahirkan penyerahan diri kepada Allah itu juga disebut sebagai Islam. Ini bermaksud seseorang yang beriman hendaklah menyerah diri kepada Allah swt dengan menerima segala hukum dan syariat yang diturunkan Ilahi. Penyerahan dan penerimaan ini berlaku dengan dua perkara iaitu
(i) dengan kepercayaan dan pegangan hati yang dinamakan Iman (akidah) dan
(ii) melalui sifat-sifat lahiriah iaitu melalui perkataan dan perbuatan (amalan) dinamakan Islam. Nabi Muhammad saw telah juga menunjukkan penggunaan kalimah Iman dalam pengertian amal sebagaimana sabdanya yang bermaksud : "Iman terbahagi lebih enam puluh bahagian, yang paling tinggi ialah mengucap kalimah "Lailahaillallah" dan yang paling rendah ialah membunag benda-benda yang boleh menyakitkan orang di jalan".
(Riwayat Muslim)
Oleh yang demikian jelas di sini Iman dan Islam mempunyai hubungan yang rapat dan tidak mungkin dipisahkan. Islam umpama pohon sementara Iman umpama akar sesepohon kayu. Kesuburan dan kekuatan akar pokok tersebut dapat dilihat dengan kesuburan pokok pada daun, ranting dan dahannya. Dalam menjelaskan tentang hubungan Iman dan Islam ini kita petik sebuah hadis sabda Nabi saw kepada rombongan Abdul Qias yang bermaksud:
"Aku menyuruh kamu beriman kepada Allah swt yang Maha Esa. Apakah kamu mengerti apa dia yang dikatakan beriman kepada Allah swt yang Maha Esa ". Iaitu penyaksian bahawa tiada tuhan yang disembah melainkan Allah swt yang Maha Esa, tiada sekutu baginya, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat dan menunaikan satu perlima daripada harta rampasan perang".
(Muttafaqun "alaih)
Hadis di atas menjelaskan betapa adanya hubungan yang erat di antara iman dan Islam di mana Islam itu menjadi salah satu daripada perinsip Iman dan Iman pula dilahirkan melalui Islam secara amali, dengan iqrar syahadah dan melaksanakan hukum syariat dalam segala amalan. Sekiranya berlaku iqrar syahadah dan menunaikan fardhu sedangkan hatinya tidak yakin atau tidak percaya serta ragu-ragu terhadap hukum hakam Allah swt maka seseorang itu dihukum tidak beriman walaupun masih dinamakan Islam sebagaimana yang berlaku kepada sesetengah orang-orang Badwi di zaman Rasulullah saw.
Firman Allah swt yang bermaksud

kitab.gif (3473 bytes)
ayat04.gif (4778 bytes)
"Orang Arab berkata : Kami telah beriman. Katakanlah (wahai Muhammad) : Kamu belum beriman (janganlah berkata demikian, tetapi sementara Iman belum lagi meresap masuk ke dalam hati kamu) berkatalah sahaja : Kami telah Islam". (al-Hujurat : 14)
Kesimpulannya Iman itu melambangkan sesuatu yang batin sementara Islam melambangkan sesuatu yang zahir. Oleh itu iman dan Islam tidak boleh dipisahkan. Islam umpama pokok sementara Iman umpama akar. Ibadat solat merupakan batang kepada pokok itu sementara beriman kepada Allah swt merupakan akar tunjangnya di mana ia menjadi teras keimanan seseorang. Pemisahan Iman dan Islam samalah kita memisahkan pokok dari akarnya.
 

3.4 Konsep Ihsan dan Hubungannya dengan Iman dan Islam
Ihsan bermaksud bekerja dengan baik dan tekun. Dari segi syara" bermaksud mengelokkan perbuatan zahir dengan ibadat dan mengelokkan perbuatan batin dengan ikhlas. Menurut kamus bahasa, Ihsan bermaksud membuat sesuatu yang baik. Al-quran menerangkan dengan meluas ciri-ciri Ihsan dan mereka yang bersifat muhsinin (berbuat kebaikan).
Antaranya firman Allah swt yang bermaksud :

kitab.gif (3473 bytes)
ayat05.gif (4450 bytes)
 "Jika kamu berbuat kebaikan, maka faedah kebaikan yang kamu lakukan ialah untuk diri kamu dan jika kamu berbuat kejahatan maka (kesannya yang buruk) berbalik kepada diri kamu juga".
(al-Isra" : 7)
Kedudukan Ihsan adalah tinggi di sisi Islam dalam konteks melengkapkan ciri-ciri keimanan dan keislaman individu dan masyarakat Islam seluruhnya. Al-Quran menerangkan bahawa Ihsan wajib menjadi tabiat manusia. Allah swt telah memberi ni"mat kepada manusia dengan IhsanNya, maka manusia perlu Ihsan dengan ni"mat ini kepada makhluk.
Firman allah swt yang bermaksud :
"Dan berbuat baiklah (kepada hamba-hamba Allah swt) sebagaimana Allah swt berbuat baik kepadamu (dengan pemberian ni"matNya yang melimpah-limpah". (al-Qasas : 77) kitab.gif (3473 bytes)


Seseorang yang melakukan Ihsan akan merasa tenang yang tidak dapat dirasakan oleh orang lain dan orang yang menerima Ihsan itu sendiri merasa senang. Kasih sayang kepada pelaku Ihsan akan memberi kebahagiaan jiwa. Mereka yang membuat keburukan tidak akan mendapat ketenangan hidup. Oleh itu Allah swt telah memberi galakan supaya berbuat Ihsan sebagaimana firmanNya yang bermaksud :
"Sesungguhnya Allah swt menyuruh kamu berlaku adil, dan berbuat ihsan (kebaikan), serta memberi bantuan kepada kaum karabat dan melarang daripada melakukan perbuatan-perbuatan keji dan mungkar serta zalim". (al-Nahl : 90) kitab.gif (3473 bytes)


Al-Quran mengangkat martabat Ihsan dengan begitu tinggi lebih-lebih lagi jika turut disertakan dengan ikhlas kepada Allah swt dan kedua-dua ini dianggap sebagai sifat yang paling tinggi dan mulia yang patut ada pada diri setiap muslim. Kesimpulannya kalau Iman itu umpama akar, Islam umpama pokok maka Ihsan pula umpama buah yang baik. Demikianlah hubungan di antara Iman, Islam dan Ihsan.
 

3.5 Peringkat-peringkat Iman
Iman itu boleh bertambah dan berkurang. Malah Iman seseorang boleh dihinggapi penyakit. Ada Iman sentiasa bertambah iaitu Iman para Nabi dan Rasul. Ada Iman yang tidak bertambah atau berkurang iaitu Iman para Malaikat. Ada Iman yang kadang-kadang bertambah dan ada ketikanya menurun iaitu Iman kebanyakan orang mukmin. Terdapat juga jenis Iman yang jarang-jarang bertambah tetapi banyak menurun iaitu Iman orang-orang yang fasik lagi jahat.
Iman terbahagi kepada lima peringkat: 

  • Iman Taqlid iaitu Iman ikutan. Orang yang beriman secara taqlid beramal semata-mata mengikut orang lain. Iman jenis ini merbahaya dan terdedah kepada kesesatan.
  • Iman Ilmu iaitu Iman yang berdasarkan semata-mata kepada ilmu dan fikiran semata-mata dan ia tidak terpahat di dalam hati. Iman pada tahap ini juga terdedah kepada bahaya dan penyelewengan.
  • Iman A'yan iaitu Iman yang dapat dihayati sehingga ke lubuk hati. Iman pada tahap ini dimiliki oleh orang-orang soleh. Seseorang yang beriman pada tahap ini amalannya bertolak dari hati yang ikhlas untuk mencari keredhaan Allah swt. Iman kita juga sekurang-kurangnya berada pada tahap ini.
  • Iman Hak iaitu Iman yang hakiki yang terlepas dari godaan nafsu dan syaitan. Iman pada tahap ini dimiliki oleh golongan muqarrabin. Iman Hakikat iaitu Iman peringkat yang paling tinggi yang boleh dicapai oleh manusia. Mereka yang memiliki Iman pada tahap ini hidup semata-mata untuk Allah swt.
3.6 Rukun Iman
Perkara yang menjadi asas atau pokok keimanan dalam Islam dikenali sebagai rukun-rukun Iman ialah enam perkara sebagaimana firman Allah swt yang bermaksud:

kitab.gif (3473 bytes)
ayat06.gif (4723 bytes)
 "Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang yang beriman, semuanya beriman kepada Allah swt, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya dan Rasul-RasulNya".
(al-Baqarah : 285)
Sabda Nabi saw yang bermaksud:  "Iman itu ialah kamu beriman kepada Allah swt, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya, Rasul-RasulNya, Hari Akhirat, Qadar baik dan buruk".
(Riwayat Muslim)
 

3.6.1 Beriman kepada Allah swt
Beriman kepada Allah swt bermaksud mengetahui, percaya dan beri"tikad dengan teguh, perkara-perkara yang wajib, mustahi dan harus bagi Allah swt. Seseorang itu hendaklah beri"tikad secara ijmal dan sungguh-gungguh bahawa Allah swt bersifat dengan sifat-sifat yang sumpurna dan sesuai dengan ketuhananNya. Mustahil Allah swt bersifat dengan sifat-sifat kekurangan dan harus bagi Allah swt melakukan semua perkara atau meninggalkannya.
Iman dan tauhid kepada Allah swt tegak di atas dua asas iaitu

    Tauhid Rububiyyah
    Tauhid Rububiyyah bermaksud mengimani dan yakin bahawa Allah swt sahaja Tuhan yang mencipta alam ini. Mentauhidkan Allah swt sebagai pencipta, pengurus, pentadbir, pengatur, pemerintah, pendidik, pemelihara dan pengasuh sekelian alam. Banyak ayat-ayat al-Quran yang menyebut tentang tauhid Uluhiyah ini. Antaranya firman Allah yang bermaksud:
    kitab.gif (3473 bytes)
    أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللّهَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ بِالْحقِّ إِن يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ
    "Tidakkah engkau perhatikan bahawa Allah swt menciptakan langit dan bumi dengan sebenarnya". Jika ia mengkehendaki, kamu dimusnahkanNya dan digantiNya dengan makhluk yang baru".
    (Ibrahim 14 : 19)
    Firman Allah swt lagi yang bermaksud:
    kitab.gif (3473 bytes)
    خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاء مَاء فَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
     "Dia menciptakan beberapa langit tanpa tiang yang kamu lihat, dan Dia mengadakan gunung-ganang di muka bumi supaya jangan ia bergoyang-goyang bersama kamu dan Dia menyebarkan di muka bumi bermacam-macam haiwan. Kami turunkan air hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan di muka bumi bermacam-macam tumbuhan yang baik".
    (Luqman 31:10)
    Dalam beberapa ayat yang lain Allah swt menyebut bahawa orang-orang kafir juga percaya kepada Rububiyah Allah swt dengan mengaku bahawa Allah swt adalah pencipta langit dan bumi. Firman Allah swt yang bermaksud:
    kitab.gif (3473 bytes)
    وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
    "Dan jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir yang menyembah berhala itu) siapa yang menciptakan mereka, nescaya mereka menjawab: Allah swt! maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan".
    (al-Zukhruf : 87)
    Maksud firman Allah swt lagi:
    kitab.gif (3473 bytes)
    وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّن نَّزَّلَ مِنَ السَّمَاء مَاء فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِن بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
     "Dan jika kamu menanyakan kepada mereka : Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya". Tentulah mereka akan menjawab : Allah swt".
    (al-Ankabut : 63)
     
    Tauhid Uluhiyyah
    Beriman kepada Uluhiyyah Allah swt bermaksud yakin bahawa Allah swt sahaja Tuhan yang patut disembah, dipohon segala doa, dipatuhi, dicintai, ditakuti, dan tawakkal kepadaNya. Seterusnya mnerima segala hukumNya dengan yakin dan redha. Ringkasnya Tauhid Uluhiyyah ini menuntut seseorang meyakini kemutlakan kekuasaan Allah swt yang menjadi tempat tumpuan segala makhluk sama ada dari segi sembahan atau memohon segala doa dan hajat. Keyakinan ini menetapkan bahawa hanya Allah swt sahaja yang berkah menentukan hukum dan peraturan bagi seluruh makhluk di alam ini.  Di antara ayat al-Quran yang membicarakan tentang Uluhiyyah Allah swt adalah seperti berikut. Firman Allah swt yang bermaksud:
    kitab.gif (3473 bytes)
    إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
    "Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan"
    (al-Fatihah : 5)
    Firman Allah lagi yang bermaksud:

    kitab.gif (3473 bytes)
    "Katakanlah (wahai Muhammad) Dialah Allah swt yang Maha Esa. Allah swt tempat meminta (tumpuan). Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang meneyrupaiNya".
    (al-Ikhlas : 1-4)
    Firman Allah swt lagi yang bermaksud:
    "Engkaulah yang memasukkan malam ke dalam siang dan siang ke dalam malam. Engkau juga mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau jugalah yang memberi rezki kepada sesiapa yang dikehendaki dengan tiada hitungan hisab".
    (Al-Imran : 27)
    kitab.gif (3473 bytes)
    تُولِجُ اللَّيْلَ فِي الْنَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الَمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَن تَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ
    Sesungguhnya kebanyakan manusia sejak dahulu hingga kini mengakui Tauhid Rububiyyah Allah swt dengan mengakui bahawa Allah swt menciptakan langit dan bumi serta sekelian alam ini. Tetapi mereka ingkar secara perkataan dan perbuatan terhadap Uluhiyyah Allah swt seperti beribadat kepada yang lain dari Allah swt serta tidak melaksanakan syariat dan hukum Allah swt dalam kehidupan ini. Keselarasan di antara Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Rububiyyah adalah penting untuk memastikan keimanan yang sejati terhadap Allah swt. Ini adalah kerana Tauhid Rububiyyah adalah adalah merupakan pengakuan bahawa Allah swt adalah sumber cipta. Sementara Tauhid Uluhiyyah ialah suatu pengakuan bahawa Allah swt adalah Tuhan yang wajib disembah dan tempat tumpuan sekelian makhluk.
3.6.2 Beriman kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat bermaksud percaya dan yakin tentang wujudnya makhluk yang digelar malaikat. Jumlah malaikat hanya Allah swt sahaja yang mengetahui. Di antara ciri-ciri malaikat yang disebut di dalam al-Quran dan al-Hadis antaranya ialah:

  • Malaikat merupakan makhluk yang taat kepada Allah swt.
  • Diciptakan dari nur.
  • Tidak mempunyai hawa nafsu.
  • Tidak makan dan minum
  • Memiliki akal yang terbatas untuk melaksanakan perintah Allah swt.
  • Tiada jantina tertentu (tidak lelaki, tidak perempuan, bukan khunsa).
  • Malakikat mempunyai sayap.
  • Memiliki kekuatan dan kepantasan yang luar biasa.
Malaikat merupakan makluk yang tidak dapat dikesani dengan penyelidikan dan pemikiran tentang kewujudannya. Kita tidak boleh menafikan adanya malaikat semata-mata kerana ia tidak dapat dilihat atau dikaji oleh akal manusia. Beriman kepada malaikat adalah termasuk di dalam beriman kepada perkara-perkara ghaib kerana ia tidak dapat disaksikan oleh pancaindera. Hakikatnya amat sukar difahami oleh akal fikiran manusia. Perkhabaran tentang malaikat dan perkara-perkara ghaibini diketahui melalui al-Quran dan al-Hadis. Yakin dan beriman kepada perkara-perkara ghaib seperti syurga, neraka, roh merupakan salah satu daripada ciri-ciri orang bertaqwa kepada Allah swt. Di antara dalil berkenaan dengan malaikat adalah seperti berikut:
Firman Allah swt yang bermaksud:
"Dan tidaklah ada yang mengetahui siapa tentera Tuhan itu melaikan Dia".
(al-Mudasir : 31)

kitab.gif (3473 bytes)
وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَن يَشَاء وَيَهْدِي مَن يَشَاء وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ
Firman Allah swt lagi yang bermaksud:
"Dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan". 
(al-Nahlu : 50)
kitab.gif (3473 bytes)
 

Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:
"Dijadikan malaikat daripada cahaya dan dijadikan jin daripada percikan api".
(Riwayat Muslim) 
Firman Allah swt yang bermaksud:
"Miraj yang dilalui oleh malaikat-malaikat dan Jibril ke pusat pemerintahanNya (menerima dan menyempurkan tugas) pada satu hari tempohnya lima puluh ribu tahun".
(al-Ma"rij : 4)
kitab.gif (3473 bytes)
 

Firman Allah swt yang bermaksud:
"Segala puji bagi Allah swt yang menciptakan langit dan bumi, yang menjadikan maalaikat utusan-utusan yang brsayap dua, tiga dan empat". (al-Fath : 1)
kitab.gif (3473 bytes)
 

Dalam perkembangan kepercayaan manusia terhadap perkara ghaib sejak zaman purbakala telah ada kepercayaan kepada dewa-dewa. Orang Greek di zaman purba mempercayai adanya dewa-dewa. Demikian juga orang Tionghoa dan Mesir. Kadang-kadang kepercayaan kepada dewa-dewa ini dihubungkaitkan dengan bintang-bintang. Contohnya orang Greek (Yunani) mempercayai bintang Mars adalah dewa peperangan. Demikian juga ada yang mempercayai bahawa malaikat itu adalah anak perempuan Tuhan.
 

Setelah fahaman "ketauhidan" menjadi jelas di dalam Islam, maka tegaklah kepercayaan bahawa persembahan dan pemujaan hanyalah kepada Allah semata-mata. Malaikat-malaikat bukanlah Tuhan dan tiada kuasa. Ia tidak dapat memakbulkan permohonan makhluk. Kita tidak perlu takut kepada malaikat kerana ia tidak dapat berbuat apa-apa melainkan dengan izin Allah swt. Demikianlah halusnya pokok kepercayaan dalam Islam sehingga memuja malaikat adalah termasuk dalam perbuatan syirik yang membatalkan akidah seseorang.
 

Menurut athar Said bin al-Musayyib bahawa malaikat itu bukan lelaki dan bukan perempuan, mereka tidak makan atau minum dan tidak tidur. Bilangan malaikat amatlah ramai. Tidak diketahui jumlahnya melainkan Allah swt. Setiap orang wajib beriman kepada malaikat secara ijmal kecuaili sepuluh malaikat sahaja diwajibkan kita beriman secara tafsil sebagaimana berikut:
 


Jibril
Malaikat pertama yang dianggap sebagai penghulu sekelian malaikat. Dia juga bernama Namus, Ruh al-Amin (roh yang diberi keperrcayaan) dan Ruh al-Qudus (roh yang suci). Tugasnya yang utama ialah menerima perintah Allah swt untuk disampaikan kepada para Nabi dan Rasul. Oleh kerana ruh Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul itu telah mendapat latihan yang cukup dan istimewa sehingga memudahkan hubungannya dengan alam ghaib. Maka dapatlah mereka melihat dan berhubung nyata dengan Malaikat Jibril itu. Nabi Muhammad saw pertama kali berjumpa dengan Jibril ialah semasa menerima wahyu pertama di gua Hira" di atas bukit Nur. Datang berupa seorang lelaki berpakaian serba putih. Demikian juga semasa Isra dan Mi"raj Nabi saw ditemani oleh Jibril alaihissalam.
 

Jibril pernah merupakan dirinya sebagai seorang sahabat Nabi saw yang muda dan pantas sikapnya iaitu Dahiyah al-Kalbi. Menurut hadis Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Saidina Omar al-Khatab menyatakan bahawa Jibril merupa seorang lelaki datang ke majlis Rasulullah saw mengemukakan pertanyaan berkaitan dengan Iman, Islam dan Ihsan. Semua sahabat Rasulullah saw yang hadir melihatnya.
Di waktu Rasulullah saw menghembuskan nafasnya yang penghabisan Jibril turut hadir di sisi Baginda saw. Sebab Rasulullah saw berkata "Jibril ! Jibril ! Dekatlah kepadaku". (Hamka, 1988).
Kitab-kitab suci dan suuf yang diturunkan kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul iaitu Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran diturunkan melalui perantaraan Jibril as. 
 


Mikail
Malaikat Mikail tugasnya mengurus hal ehwal penghidupan. Mengatur rezki, hujan dan sebagainya. Mengatus perjalanan matahari, bumi, bulan dan cakrawala ini. Peredaran matahari dan bintang menyebabkan berlakunya siang dan malam. Ia menjaga perjalanan alam ini sehingga segala sesuatu itu berjalan dengan lancar di dalam peraturan yang ditentukan. Yang berat turun ke bawah, yang ringan terapung ke atas dan tenaga tarik menarik yang ada semuanya dalam lingkungan tugas Mikail.
 


Izrail
Izrail terkenal denganpanggilan "Malaikat Maut". Bertugas mencabut nyawa segala makhluk yang bernyawa di alam ini apabila tiba masanya. Izrail tidak akan datang kalau kita belum "dipanggil". Walaupun di kiri kanan kita bergelimpangan mayat-mayat, kita tidak akan mati kalau belum tiba giliran. Dan kalau tiba giliran ke mana kita menyembunyikan diri Izrail tetap menunggu kita. Walaupun kita berada dalam perti besai yang kukuh sekalipun.
Kita tidak tahu bila Izrail akan datang kepada kita. Kita juga tidak boleh cemas kerana dia pasti datang. Kecemasan boleh dihilangkan dengan memenuhi hidup kita melakukan kebajikan dan meninggalkan kemungkaran.
Tugasnya meniup sangkakala (Shur). Tiupan pertama memusnahkan seluruh alam ini melainkan perkara-perkara yang tidak diizinkan Allah swt musnah.
 

Kesan Akidah Islam
Akidah Islam akan melahirkan seseorang atau masyarakat yang mempunyai kepribadian yang unggul yang akhirnya akan dijelmakan melalui tingkah-laku, percakapan dan gerak-geri hati seseorang atau sesebuah masyarakat. Akidah Islam yang telah meresap ke dalam jiwa dan lubuk hati sesseorang akan menimbulkan kesan-kesan positif di antaranya dapat kita gariskan seperti berikut:
 

3.7.1 Akidah Islam melahirkan seorang yang yakin kepada Allah swt yang maha esa. Lantaran itu menggerakkan seluruh tingkah-lakunya, percakapannya dan gerak-gerinya untuk mencari keredhaan Allh swt.
 

3.7.2 Akidah Islam melahirkan Insan Soleh. Insan yang melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan segala jenayah dan kemungkaran.
 

3.7.3 Akidah Islam melahirkan Insan yang mempunyai akhlak cemerlang dan terpuji.
Mengikis sifat-sifat yang buruk dan melahirkan manusia yang bertaqwa, tawadhu", ikhlas, redha, amanah dengan segala sifat terpuji yang lain di samping menyingkirkan sifat-sifat yang buruk seperti dengki, sombong, ria", takabur dan seumpamanya yang boleh membawa masalah sosiol dalam masyarakat.
 

3.7.4 Akidah akan melahirkan seseorang atau sesebuah masyarakat yang optimis dan yakin kepada diri sendiri untuk bekerja bagi mencapai kejayaan di dunia di samping tidak lupa mencari keredhaan Allah swt supaya mendapat kebahagian di akhirat.
 

3.7.5 Akidah Islam melahirkan Insan dan masyarakat yang teguh pendiriannya, mempunyai perinsip dan tidak mudah terpengaruh dengan persekitaran yang mengancam nilai dan akhlak manusia terutama dengan pelbagai pengarauh hasil kemajuan teknologi maklumat di zaman ini. Ia mampu membeza dan memilih nilai-nilai yang positif dan menolak nilai-nilai yang negatif yang boleh merosakkan keperibadian Insan dan masyarakat.
 

3.7.6 Akidah Islam yang teguh mampu membawa manusia dan masyarakat maju ke hadapan dalam segala bidang. Sejarah membuktikan masyarakat Arab telah berubah daripada satu masyarakat yang tidak dikenali kepada sebuah masyarakat yang digeruni. Akidah Islam telah mengangkat darjah mereka. Mereka menguasai hampir separuh dari bumi ini. Mereka menguasai pentadbiran dan maju dalam pelbagai disiplin ilmu pengetahuan.
 

3.7.7 Akidah Islam membentuk manusia berlumba-lumba untuk melakukan kebajikan dan mencegah dari kemungkaran. Ini akan melahirkan masyarakat yang harmoni dan aman tenteram. Tiada jenayah atau pencerobohan ke atas sesiapa disebabkan mereka yakin kepada hari pembalasan.
 

3.7.8 Akidah Islam akan melahirkan manusia yang tidak mudah putus asa atau hilang harapan. Iman di dalam hati akan memberi ketenangan yang luar biasa.
 

3.7.9 Akidah Islam akhirnya melahirkan manusia yang sanggup berjihad ke jalan Allah swt walaupun harta dan nyawa menjadi taruhan. Bilal bin Rabah sanggup mati kerana mempertahankan akidahnya. Kelaurga Amar bin Yasir demikian juga. Demikianlah para sahabat sanggup mengorbankan harta dan nyawa untuk mempertahan dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Ini adalah kesan dari Akidah Islam yang meressap di dalam jiwa dan lubuk hati mereka.


Akidah Islam yang ada dalam hati umat Islam kini mungkin tidak begitu mantap menyebabkan mereka tidak dapat mencapai kegemilangan sebagaimana umat Islam di zaman Nabi saw dan para Sahabat. Umat Islam pada hari ini begitu rapuh akidahnya. Lantaran itu mereka amat mudah terpengaruh dengan berbagai-bagai unsur negatif. Kemunduran umat Islam kini kerana mereka semakin jauh dari menghayati Akidah Islam yang sebenar.
 

Kisah Nabi Ayyub A.S 11.58

Nabi Ayyub عليه السلام
Allah swt berfirman:
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ
”dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan". (Qs. Shuad (38):  41).

Dalam Al Qur’an nama Ayub (أَيُّوبْ) terdapat 4 kali:  QS. Al Baqarah (2):163; Al An’am (6):84; Al Anbiya’(21):83 dan Shad (38):41.

Akhbar menceritakan bahwa  Nabi Ayyub عليه السلام berasal  dari keturunan  Romawi. Dia termasuk salah satu keturunan Al 'Aish  bin Ishaq bin Ibrahim عليه السلام
Di  antara  keturunan Al  'Aish yang menjadi Nabi hanyalah Ayyub عليه السلام. Ibunya adalah putri Nabi Luth عليه السلام. Istri beliau bernama Rahmah. Dia  adalah  putri  dari  Ifratsim bin Yusuf عليه السلام .  Menurut versi Al 'Azizi, Ayyub عليه السلام  ini sudah menjadi seorang Nabi sejak zamannya Ya'qub. Dia  diutus  oleh Allah kepada pendudukHauran daerah di sekitar  Damaskus. As-Suddi meriwayatkan  bahwa Ayyub عليه السلام  adalah orang yang kaya raya. Dia selalu memuliakan para tamu yang berkunjung ke desanya, memberikan tempat  penginapan  bagi orang-orang  asing dan senantiasa  menyedekahkan  barang dagangan dan tanaman pertaniannya. Di  samping  itu,  dia juga  dikaruniai  banyak anak yang menjadikannya menjadi  keluarga besar.

Silsilah Nasab Nabi Ayyub dan Dzulkifli عليهما السلام
Ibrahim عليه السلام
Ishaq عليه السلام
Ish
Rum
Tawikh
Amush
Ayyub  عليه السلام + Rahmah
Dzulkifli  عليه السلام
(yang berarti “yang mempunyai jaminan”)

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Nabi Ayyub عليه السلام ini  memiliki kebiasaan beribadah melampaui  orang-orang  biasa. Hal  inilah  yang membuat  Iblis menjadi tidak  senang pada Ayyub عليه السلام.  Pada  saat itu, Iblis belum  dilarang untuk naik ke langit. Di  atas  sana, Iblis berbincang-bincang  dengan  para malaikat yang selalu memuji Ayyub عليه السلام  karena kepribadiannya yang suka beribadah, dermawan dan memuliakan tamu-tamu yang datang. Maka Iblis berkata sendiri, '”jika Ayyub عليه السلام ini jatuh miskin, maka dia tidak akan lagi menyembah Allah. Dan seandainya aku diberi wewenang oleh Allah untuk menguras hartanya, maka niscaya dia akan meninggalkan  ibadahnya." Kemudian Allah mewahyukan  pada Iblis, Aku sudah memberikan wewenang padamu untuk merusak harta Ayyub عليه السلام."

Iblis kemudian mengumpulkan prajurit-prajuritnya untuk pergi menuju ladang dan hewan  ternak milik Ayyub عليه السلام. Ayyub sendiri baru menyadari adanya suatu kejanggalan setelah ada api  yang  berkobar dahsyat  keluar dari dalam tanah untuk membakar habis tanaman-tanamannya. Kemudian api itu berhembus menerpa hewan-hewan ternaknya dan  akhirnya  luluh  lantak habis tidak  tersisa.

Setelah  itu Iblis menemui Ayyub عليه السلام yang sedang berdiri shalat  di mihrabnya. Dia  berkata pada Ayyub عليه السلام,  "Tuhan  yang kau  sembah itu  telah membakar semua  tanamanmu dan membinasakan semua hewan  ternakmu." Ayyub menjawab, "Segala puji hanya bagi Allah. Dia-lah yang telah memberikanku  karunia-Nya dan kemudian mengambiiya kembali dariku." Lalu  Iblis kembali naik ke langit dan bertemu dengan para malaikat, dia ditanya,  "Bagaimana usahamu!"  tanya malaikat. 'Ayyub عليه السلام,  sabar menerimanya:' jawab  Iblis.  'Ayyub عليه السلام memang  telah terpaut dengan  janji Tuhamya. Seandainya Allah memberikan kewenangan bagku  untuk mencelakakan anak-anaknya, maka tentu  dia tidak akan  tahan melihatnya,"  gumam  Iblis kemudian. Allah mengizinkan Iblis untuk melakukan rencana buruknya. Lalu Iblis mendatangi kediaman keluarga Ayyub عليه السلام dan menggoyahkannya  dengan keras sampai roboh.

Maka semua isi rumah yang terdiri dari sanak famili Ayyub عليه السلام celaka dan binasa. Kemudian  Iblis dengan wujud seorang pembantu keluarga menemui Ayyub عليه السلام yang sedang khusyu' beribadah di ruangan mihrabnya. Iblis mendekati Ayyub sambil menangis terisak-isak. Ayyub عليه السلام berkata padanya, 'Apa yang telah terjadi, Bi!"  Pembantu  itu menjawab, 'Rumah  tuan hancur dan menimpa semua sanak famili  yang ada di dalamnya. Mereka semua menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Kemudian Ayyub عليه السلام  berujar,  "Segala  puji bagi Allah yang  telah memberiku dan kemudian mengambil kembali pemberian-Nya dariku."  Iblis datang kembali  dengan wujud  seorang pelayan  keluarga,  "Seandainya  tuan menyaksikan musibah yang menimpa anak-anak  tuan, niscaya  tuan menyaksikan darah mereka mengalir, perut mereka pecah dan usus-ususnya keluar."  Iblis terus berkata demikian dengan  nada  memelas  agar Ayyub عليه السلام merasa iba mendengarnya. Dan memang benar  akhirnya hati Ayyub عليه السلام  lemah  lunglai kemudian menangis dan bekata, Ya Tuhan, seandainya aku  tidak Engkau ciptakan." Mendengar ucapan Ayyub عليه السلام tersebut,  Iblis gembira. Akan tetapi tak lama  kemudian Ayyub عليه السلام  langsung memohon  ampun atas  keteledorannya, seterusnya beliau bersikap sabar dan  ikhlas menerima ketentuan Tuhannya.

Melihat  keteguhan Ayyub عليه السلام tersebut, Iblis berkata  sendiri, "Seandahya Allah memberikan  kewenangan bagiku untuk merusak anggota  tubuhnya, maka dia tidak mungkin akan sabar menerimanya." Dan Allah mengizinkan Iblis untuk melakukan hal itu. Maka  Iblis langsung mendatangi mihrabnya Ayyub عليه السلام yang ditemukan sedang khusyu'  beribadah di dalamnya. Iblis kemudian mendekat pada Ayyub عليه السلام untuk meniup hidungnya. Secara  spontan,  tiba-tiba sekujur  tubuh Ayyub عليه السلام mulai ujung kepala sampai telapak kaki terasa gatal-gatal. Ayyub  lalu menggaruknya  dengan  batu  sampai dagingnya melepuh, kuku-kukunya tercerabut  dari akarya, kulitnya lepas sehingga  tulang-belulangnya kelihatan.
Di  samping  itu, aroma tubuhnya mengeluarkan  bau badan yang busuk dan hal  ini  membuat belatung-belatung kecil keluar dari sekujur tubuhnya. Penyakit itu dirasakan begitu pedih oleh Ayyub عليه السلام menjalar pada jasadnya.

Ada yang mengatakan Ayyub عليه السلام mempunyai  tiga orang  istri. Setelah mereka melihat kondisi suaminya yang  terkena penyakit kulit begitu menjijikkan,  akhirnya mereka
memutuskan untuk meninggalkannya. Dan satu-satunya  istri  yang masih setia pada Ayyub عليه السلام hanyalah Rahmah. Tidak berhenti sampai di situ,  Iblis kemudian mendatangi penduduk kampung dan berseru, "Saudara-saudara semua harus mengusir Ayyub عليه السلام dari perkampungan ini. Sebab jika  dia masih berdiam diri  di sini, maka saudara-saudara  nanti  akan  terkena penyakitnya!" Penduduk  kampung pun  ramai-ramai mendatangi Rahmah dan berkata padanya, "Hai  Rahmah, bawalah  suamimu pergi. Dan  jika  tidak, maka kami akan mernbunuhnya."
Mendengar ancaman tersebut, Rahmah berkemas untuk memboyong  Ayyub عليه السلام.
Dia membawa suaminya  dengan cara di  gendong  di  kedua pundaknya. Mereka berdua menelusuri  perjalanan sampai  berhenti di  suatu  retuntuhan. Di  tempat itulah, Rahmah merebahkan suaminya. Dan Ayyub عليه السلام pun  tidur dengan tanah sebagai  alasnya.

Menurut  penuturan Wahab bin Munabbih, Ayyub عليه السلام terlelap tidur  di  atas  tanah dengan  belatung  yang terus menerus keluar dari sekujur tubuhnya.

Selain  istrinya, tidak ada seorang pun yang mau mendekatinya. Hal itu dijalani mereka berdua selama tujuh tahun. Rahmah sendiri untuk mencukupi  kebutuhan hidup sehari- harinya sengaja  pergi ke perkampungan. Dia  bekerja pada mereka dan hasilnya untuk membeli  roti dan makanan. Suatu  saat  Iblis menemui penduduk kampung  untuk menghasut mereka. Dia berseru, "Saudara-saudara semua  jangan membiarkan Rahmah masuk ke perhampungan ini.  Sebab  dia nanti akan menularkan  penyakit yang diderita  suamninya." Maka ketika Rahmah datang untuk  bekerja, mereka  langsung menegurnya,  "Hai Rahmah,  jauhkan  suamimu dari kami. Jia  tidak, maka kami akan melemparinya dengan batu sampai dia mati!"  kata mereka mmgancam.  Rahmah  akhirnya mengalah  dlan membawa pergi suaminya dengan digendong di atas kedua pundaknya. Dia pergi bersama Ayyub عليه السلام
menuju  tempat yang jauh dad perkampungan. Setelah sampai pada tempat yang dituju, Rahmah meletakkan suaminya di  atas hamparan kerikil  dengan batu sebagai  bantalnya. Kemudian dia berkata, "Suamiku, mohonlah kepada Allah agar penyakimu sembuh." Tetapi Ayyub عليه السلام menjawabnya  dengan  penuh  kepasrahan,  "Rahmah! Allah  sengaja tidak memberikan pada kita akan nikmat-nikmat-Nya. Hal itu dimaksudkan untuk mencoba kita, apakah kita sabar dalam menghadapi musibah-Nya atau tidak."
Rahmah  sendiri mencoba untuk pergi dan mengetuk pintu-pintu  rumah penduduk untuk  meminta  belas  kasih mereka.  Tetapi mereka malah mengusirnya. Pergilah kau dari daerah kami! Jangan kau  tularkan penyakit suamimu pada  kami!"  Maka  tatkala 'Rahmah  sudah kehabisan cara untuk mendapatkan makanan, sedangkan  Ayyub عليه السلام, suaminya,  sudah merasa sangat  lapar, maka  dia memutuskan  untuk memotong gelungan rambutnya. Kemudian gelungan  itu dijualnya demi sepotong roti. Setelah itu, dia pulang menemui Ayyub عليه السلام dengan membawa roti. Ayyub bertanya padanya, "Dan mana engkau peroleh  roti  ini, istriku!"  Dan Rahmah  pun menceritakan usahanya untuk mendapatkan  roti  itu, yaitu  dengan cara menukarnya dengan gelungan rambutnya. Begitu mendengar penuturan  istrinya, Ayyub عليه السلام kontan saja menangis terisak-isak, kemudian ia bersabar dan pasrah.

Dalam  sebuah hadits  riwayat Mu'adz  bin Jabal  ra, dia mendengar Rasuiullah saw bersabda,  'Jika  ada nanah atau darah yang keluar dari salah seorang  lelaki, kemudian istrinya mengusap dengan jilatan  lidahnya dan dia  tidak ridha pada  ishya  itu, maka lelaki itu  nanti pada hari kiamat akan ditempatkan di dalam peti yang terbuat dari api  sampai   turun ke dasar  Jabanam."

Selanjutnya Wahab  bin Munabbih menuturkan, suatu  saat Iblis menyamar sebagai  seorang  dokter  bertemu pada Rahmah, istrinya Ayyub عليه السلام. Iblis berkata; ” Apakah Anda benar istrinya Ayyub ?"  Benar ” kata Rahmah singkat, kemudian Iblis melanjutkan, aku  akan mengobati penyakit suamimu dengan syarat dia harus memotong hewan tanpa menyebut nama Allah. Di samping itu dia juga harus  meminum khamr." Lalu Rahmah pulang dan menceritakan hal  itu pada Ayyub عليه السلام. Mendengar penuturan istrinya  itu, Ayyub عليه السلام marah dan berkata, "Celaka kamu, dia itu Iblis laknatullah."  Kemudian Ayyub عليه السلام bersumpah bahwa beliau akan mencambuk istrinya  sebanyak  seratus kali  setelah dia  sembuh dari penyakitnya.  Penyebab kemarahan Ayyub عليه السلام dikarenakan Rahmah menerima begitu saja persyaratan dari Iblis tanpa mengatakan bahwa Allah sendiri  nanti yang akan menyembuhkannya.

Selanjutnya Ayyub عليه السلام menangis dan bermunajat,
'Ya Tuhanku, aku tidak mungkin bisa menentukan dua pilihan kecuali di  sana  ada ridha-Mu. Aku tidak peduli dengan keinginanku tanpa disertai ridha-Mu. Aku sama sekali tidak merasa kenyang ketika makan karena  takut aku lupa  pada  orang yang  lapar. Maka  dosa apa yang aku lakukan  sehingga Engkau menyiksaku  seperti ini."  Kemudian Allah mewahyukan pada Ayyub,  'Wahai Ayyub! Apakah kesabaranmu  atas cobaan ini berkat pertolongan-Ku  atau keinginanmu,"  lalu turun  lagi wahyu padanya, 'Wahai Ayyub! Seandainya aku jadikan  setiap helai rambut yang ada di tubuhmu itu kesabaran, maka kamu tidak akan kuat merasakan sebagian kepedihan yang menggejala di  jasadmu."

Menurut Al Kisa'i,  ketika belatung  itu terus keluar dan menjalar  di  sekujur  tubuh Ayyub عليه السلام, sampai ada yang mau menyentuh  lidahnya, maka Ayyub عليه السلام  merasa khawatir hal itu mengganggu kesibukannya berdzikir kepada  Allah.  Beliau berdoa,
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ , فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآَتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ
83. dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang".
84. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS Al Anbiya’ (21);83-84
وأخرج أبو نعيم وابن عساكر عن الحسن قال : إن كانت الدودة لتقع من جسد أيوب فيأخذها إلى مكانها ويقول : كلي من رزق الله) الدر المنثور – السيوطي(
Dan dari Abu Nu’aim dan Ibn Asakir dari Hasan berkata, “Jika belatung itu terlepas atau terjatuh dari tubuh beliau (Ayyub) maka dikembalikan lagi ke tempatnya dan beliau berkata : “ makanlah dari rizki (yang diberikan) Allah.” (dalam Kitab Dur Al Mantsur – As Suyuthi)

As-Suddi menuturkan, setelah Ayyub عليه السلام mengucapkan doa di atas, maka Allah mengetahui bahwa Ayyub memang benar-benar telah kaget menerima penyakit  itu (belatung yang mau merusak  lisannya)  sebab  kesibukannya berdzikir pada-Nya. Maka datanglah malaikat  Jibril menjenguk Ayyub عليه السلام dengad membawa; buah delima  (ada yang mengatakan buah kelapa) dari surga. Lalu Ayyub عليه السلام bertanya padanya, "Siapakah Anda, wahai orang baik yang  telah membuat aku gembira tatkala para shahabat dan orang-orang yang aku cintai meninggalkanku  sendiri."

Kemudian  Jibril mendekatkan buah delima  itu pada Ayyub عليه السلام agar dimakannya. Begitu Ayyub عليه السلام memakannya, maka  semua rasa  sakit yang diderita di dalam tubuhnya hilang seketika.  Jibril berkata padanya, 'Wahai Ayyub, bangunlah!? “
"Bagaimana aku  bisa bangun, sedangkan  jasadku tidak berdaya apa-apa,” jawab Ayyub عليه السلام. Maka  Jibril memegang Ayyub dengan  tangannya  kemudian  memapahnya! sekitar dua belas  langkah, lalu berkata padanya, "Coba  sekarang doronglah  dengan  kaki kananmu (untuk  berjalan)!"  Maka Ayyub melihat  ada  sebuah  mata. air yang sejuk.  Jibril kembali menyuruhnya, "Mandilah dengan air hangat dan minum  dengan  air dingin!"  Maka ketika Ayyub melaksanakan  saran  tersebut, spontan  saja kegantengan  dan kemolekannya  tampak  kembali, tubuhnya  bersih bagaikan perak yang bersinar. Lalu membawakan sebuah mantel dari  surga. untuk dipakaikan pada Ayyub. Setelah itu  Jibril memasangkah-mahkota dari
surga untuknya. Dengan demikian Ayyub menjadi  sosok yang bersih bersinar bagaikan matahari yang sedang menerangi. Pada saat  itu pula Ayyub  langsung melakukan shalat dua rakaat sebagai  tanda syukur  pada Allah atas nikmat dan keridhaan yang telah diberikan kepadanya.

Selanjumya Wahab bin Munabbih menuturkan,  setelah Ayyub mandi di Sumber air  tersebut, maka belatung  yang ada pada tubuhnya menjadi bertebaran membentuk permadani emas. Kemudian belatung itu terbang di udara. Dan akhirnya apa yang  tadinya sebagai musibah menjadi nikmat baginya. Menurut Abu Laits As Samarkindy, dalam Tanbihul Ghafilin, hari itu adalh 10 Muharram. Sedangkan menurut  keterangan dari  As-Suddi, konon Ayyub mandi  di sumber  air tersebut dan  sembuh dari penyakitnya pada  hari Nairuz (hari  tahun baru Iran). Karenanya, kita menemukan tradisi menyemprotkan manisan dengan air  pada hari Nairuz.

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya  Nabiyullah Ayyub ditimpa musibah selama delapan belas tahun.  Orang dekat dan orang jauh menolaknya, kecuali dua  orang  laki-laki saudaranya yang selalu menjenguknya setiap pagi dan  petang hari. Suatu hari salah seorang dari keduanya berkata  kepada temannya, 'Ketahuilah, demi Allah, Ayyub telah  melakukan sebuah dosa yang tidak dilakukan oleh seorang  manusia di dunia ini.’ Temannya menanggapi, ’Apa itu?’ Dia  menjawab, ’Sudah delapan belas tahun Allah tidak  merahmatinya dan tidak mengangkat ujian yang menimpanya.’
Manakala keduanya pergi kepada Ayyub, salah seorang dari  keduanya tidak tahan dan dia mengatakan hal itu kepada  Ayyub. Maka Ayyub عليه السلام berkata, ’Aku tidak mengerti apa  yang kalian berdua katakan. Hanya saja, Allah mengetahui bahwa aku  pernah melewati dua orang laki-laki yang bersengketa dan  keduanya menyebut nama Allah, lalu aku pulang ke rumah dan  bersedekah untuk keduanya karena aku khawatir nama  Allah  disebut kecuali dalam kebenaran.’
Nabi  saw bersabda, "Ayyub pergi buang  hajat. Jika dia buang hajat, istrinya menuntunnya sampai di  tempat buang hajat. Suatu hari Ayyub عليه السلام terlambat dari istrinya  dan Allah mewahyukan kepada Ayyub عليه السلام, ”Hantamkanlah kakimu,  inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." (QS. Shad: 42) Istrinya menunggunya cukup lama. Dia melihat dan  memperhatikannya sedang berjalan ke arahnya, sementara  Allah telah menghilangkan penyakitnya dan dia lebih tampan  dari sebelumnya. Ketika istrinya melihatnya, dia berkata,  ”Semoga Allah memberimu berkah, apakah kamu melihat  Nabiyullah, orang yang sedang diuji? Demi Allah, kamu sangat  mirip dengannya jika dia itu dalam keadaan sehat.’  Ayyub عليه السلام  berkata, ”Sesungguhnya akulah Ayyub.”
Ayyub عليه السلام memiliki dua tempat untuk mengeringkan hasil  bumi,  yang pertama untuk gandum dan yang kedua untuk jewawut,  lalu Allah mengirim dua potong awan. Ketika awan yang  pertama tiba di atas tempat pengeringan gandum, ia  memuntahkan emas sampai ia melimpah, dan awan yang  lainnya menumpahkan di tempat pengeringan jewawut sampai  melimpah pula."

Diriwayatkan  oleh Abu Ya'la dalam  Musnad-nya (1/176-177), Abu Nuaim  dalam  Al-Hilyah (3/374-375) dari dua jalan dari Said bin Abu  Maryam. Nafi' bin Yazid menyampaikan kepada kami, Aqil  memberitakan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik  secara  marfu’." Dan dia berkata, "Gharib dari hadits Az-Zuhri, 
tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali Aqil. Rawi-rawinya  disepakati keadilan mereka. Nafi meriwayatkannya secara  sendiri."
Muslim meriwayatkan haditsnya, rawi-rawi  lainnya adalah rawi-rawi Syaikhain. Jadi, hadits ini shahih. Ia  dishahihkan oleh Ad-Dhiya' Al-Maqdisi. Dia meriwayatkannya  dalam  Al-Mukhtarah (2/220-221) dari jalan ini. Hadits ini  diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam  Shahih-nya (2091) dari  Ibnu Wuhaib. Nafi' bin Yazid memberitakan kepada kami."

Perawi melanjutkan, pada saat Ayyub عليه السلام  sembuh, Rahmah  sedang pergi mencari makanan untuk suaminya, Ayyub عليه السلام. Tiba-tiba Iblis datang menemui Rahmah di  jalan. Dia berkata, "Sampai  kapan kau kerja keras seperti  ini  demi mengabdi pada suamimu yang tidak sabar menerima musibah? Bukankah dia pernah  berjanji akan mencambukmu  seratus kali  jika  ia  sembuh  dari penyakitnya?" Tetapi Rahmah  terus berjalan untuk menemui Ayyub عليه السلام dengan tidak memperdulikan  omongan  Iblis  tersebut. Sesampainya di  tempat, Rahmah merasa kehilangan Ayyub عليه السلام. Dia mencari Ayyub ke mana-mana tetapi tidak juga ditemukan. "Ayyub! Apakah binatang buas telah memangsamu. Atau jangan- jangan kamu telah ditelan bumi!"  seru Rahmah memanggil-manggil  suaminya dengan nada cemas. Kemudian Ayyub عليه السلام datang dan berkata pada istrinya, "Hai wanita muda, siapa yang kau cari?" "Aku sedang mencari Ash-Shabir Ayyub,'' jelas Rahmah tidak mengenal Ayyub عليه السلام yang berada di  hadapannya. Pada saat  itu Ayyub عليه السلام mengenakan pakaian mewah. Di atas kepalanya terdapat mahkota dan di sampingnya terlihat ada sumber air mengalir. Ayyub عليه السلام memang sudah sehat dan pulih kembali seperti sedia kala. Sehingga hal itu membuat Rahmah tidak mengenalinya. Karena sebelum ditinggalkan, Ayyub عليه السلام dalam keadaan sakit  parah.
Dan Ayyub عليه السلام menyadari kebingungan yang menyelimuti  istrinya. Dia berkata, "Apakah  Anda masih  ingat  ciri-ciri Ayyubmu?"  Rahmah  akhirnya mengerenyitkan  keningnya sambil mengingat ciri-ciri  suaminya  itu. Dan begitu ia  sadar bahwa  orang yang di depannya itu adalah orang yang dicarinya, dia berkata, "Spertinya  tuan mirip sekali dengan Ayyub عليه السلام." Maka Ayyub pun tersenyum melihat  istrinya.  "Akulah Ayyub. Tuhanku telah menyembuhkanku,"

As-Suddi berkata, setelah Ayyub عليه السلام  sembuh dari penyakitnya, dia merasa bingung akan sumpah yang pemah diucapkannya. Waktu itu, ia bersumpah, jika  ia sembuh, maka ia akan mencambuk Rahmah sebanyak seratus kali. Hal inilah yang membuatnya tertekan. Karenanya,  Jibril datang dan  berkata pada Ayyub عليه السلام, "Hai Ayyub, ambillah  seratus  dahan dari ujung  tangkai pohon. Kemudian jadikan dahan  itu sebagai  cambuk. Dan pukulkanlah cambuk  itu pada Rahmah sekali  saja. Maka kamu sudah  bebas dari  sumpahmu." Ayyub عليه السلام akhimya mengerti petunjuk tersebut dan ia pun bebas dari beban  sumpahnya. Masih menurut As-Suddi, beliau  terus menerus merasakan kenikmatan dan kebahagiaan di atas sampai meninggal dunia. Usia beliau saat  itu  adalah tujuh puluh tiga  tahun. Keterangan  lainnya mengatakan bahwa  usianiya  ketika meninggal dunia mencapai seratus  tahun.

Setelah  Ayyub عليه السلام wafat, beliau dimakamkan  di Hauran. Sedangkan  anakl-anaknya sepeninggal Ayyub عليه السلام, senantiasa meneruskan  ajaran ayahnya, yaitu beribadah dan taat kepada Allah. Anak Ayyub عليه السلام yang paling tua bemama Hawamil, kemudian disusul  dengan Maqil, Rusyd, Rasyid dan Basyir (kelak menjadi Rasul dan Nabi Dzulkifli عليه السلام). Pada masa zaman Nabi Ayyub عليه السلام,  raja yang berkuasa waktu itu adalah bernama Lam bin Di'am. Dia adalah salah seorang dari penguasa wilayah Syiria. (insya Allah akan dikisahkan pertempuran dengan Dzulkifli bin Ayyub عليه السلام)

Maraji’ /Referensi:
أطلس القرأن-ثوقي ابو خليل
البداية والنهاية - ابن كثير
بدائع الزهور في وقائع الدهور
صحيح القصص