Translate

ArabicEnglishFrenchGermanIndonesianItalianJapaneseKoreanRussianSpanish

Visitors World

Flag Counter

Blog saya?


Kisah Nabi Ayyub A.S 11.58

Nabi Ayyub عليه السلام
Allah swt berfirman:
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ
”dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan". (Qs. Shuad (38):  41).

Dalam Al Qur’an nama Ayub (أَيُّوبْ) terdapat 4 kali:  QS. Al Baqarah (2):163; Al An’am (6):84; Al Anbiya’(21):83 dan Shad (38):41.

Akhbar menceritakan bahwa  Nabi Ayyub عليه السلام berasal  dari keturunan  Romawi. Dia termasuk salah satu keturunan Al 'Aish  bin Ishaq bin Ibrahim عليه السلام
Di  antara  keturunan Al  'Aish yang menjadi Nabi hanyalah Ayyub عليه السلام. Ibunya adalah putri Nabi Luth عليه السلام. Istri beliau bernama Rahmah. Dia  adalah  putri  dari  Ifratsim bin Yusuf عليه السلام .  Menurut versi Al 'Azizi, Ayyub عليه السلام  ini sudah menjadi seorang Nabi sejak zamannya Ya'qub. Dia  diutus  oleh Allah kepada pendudukHauran daerah di sekitar  Damaskus. As-Suddi meriwayatkan  bahwa Ayyub عليه السلام  adalah orang yang kaya raya. Dia selalu memuliakan para tamu yang berkunjung ke desanya, memberikan tempat  penginapan  bagi orang-orang  asing dan senantiasa  menyedekahkan  barang dagangan dan tanaman pertaniannya. Di  samping  itu,  dia juga  dikaruniai  banyak anak yang menjadikannya menjadi  keluarga besar.

Silsilah Nasab Nabi Ayyub dan Dzulkifli عليهما السلام
Ibrahim عليه السلام
Ishaq عليه السلام
Ish
Rum
Tawikh
Amush
Ayyub  عليه السلام + Rahmah
Dzulkifli  عليه السلام
(yang berarti “yang mempunyai jaminan”)

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Nabi Ayyub عليه السلام ini  memiliki kebiasaan beribadah melampaui  orang-orang  biasa. Hal  inilah  yang membuat  Iblis menjadi tidak  senang pada Ayyub عليه السلام.  Pada  saat itu, Iblis belum  dilarang untuk naik ke langit. Di  atas  sana, Iblis berbincang-bincang  dengan  para malaikat yang selalu memuji Ayyub عليه السلام  karena kepribadiannya yang suka beribadah, dermawan dan memuliakan tamu-tamu yang datang. Maka Iblis berkata sendiri, '”jika Ayyub عليه السلام ini jatuh miskin, maka dia tidak akan lagi menyembah Allah. Dan seandainya aku diberi wewenang oleh Allah untuk menguras hartanya, maka niscaya dia akan meninggalkan  ibadahnya." Kemudian Allah mewahyukan  pada Iblis, Aku sudah memberikan wewenang padamu untuk merusak harta Ayyub عليه السلام."

Iblis kemudian mengumpulkan prajurit-prajuritnya untuk pergi menuju ladang dan hewan  ternak milik Ayyub عليه السلام. Ayyub sendiri baru menyadari adanya suatu kejanggalan setelah ada api  yang  berkobar dahsyat  keluar dari dalam tanah untuk membakar habis tanaman-tanamannya. Kemudian api itu berhembus menerpa hewan-hewan ternaknya dan  akhirnya  luluh  lantak habis tidak  tersisa.

Setelah  itu Iblis menemui Ayyub عليه السلام yang sedang berdiri shalat  di mihrabnya. Dia  berkata pada Ayyub عليه السلام,  "Tuhan  yang kau  sembah itu  telah membakar semua  tanamanmu dan membinasakan semua hewan  ternakmu." Ayyub menjawab, "Segala puji hanya bagi Allah. Dia-lah yang telah memberikanku  karunia-Nya dan kemudian mengambiiya kembali dariku." Lalu  Iblis kembali naik ke langit dan bertemu dengan para malaikat, dia ditanya,  "Bagaimana usahamu!"  tanya malaikat. 'Ayyub عليه السلام,  sabar menerimanya:' jawab  Iblis.  'Ayyub عليه السلام memang  telah terpaut dengan  janji Tuhamya. Seandainya Allah memberikan kewenangan bagku  untuk mencelakakan anak-anaknya, maka tentu  dia tidak akan  tahan melihatnya,"  gumam  Iblis kemudian. Allah mengizinkan Iblis untuk melakukan rencana buruknya. Lalu Iblis mendatangi kediaman keluarga Ayyub عليه السلام dan menggoyahkannya  dengan keras sampai roboh.

Maka semua isi rumah yang terdiri dari sanak famili Ayyub عليه السلام celaka dan binasa. Kemudian  Iblis dengan wujud seorang pembantu keluarga menemui Ayyub عليه السلام yang sedang khusyu' beribadah di ruangan mihrabnya. Iblis mendekati Ayyub sambil menangis terisak-isak. Ayyub عليه السلام berkata padanya, 'Apa yang telah terjadi, Bi!"  Pembantu  itu menjawab, 'Rumah  tuan hancur dan menimpa semua sanak famili  yang ada di dalamnya. Mereka semua menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Kemudian Ayyub عليه السلام  berujar,  "Segala  puji bagi Allah yang  telah memberiku dan kemudian mengambil kembali pemberian-Nya dariku."  Iblis datang kembali  dengan wujud  seorang pelayan  keluarga,  "Seandainya  tuan menyaksikan musibah yang menimpa anak-anak  tuan, niscaya  tuan menyaksikan darah mereka mengalir, perut mereka pecah dan usus-ususnya keluar."  Iblis terus berkata demikian dengan  nada  memelas  agar Ayyub عليه السلام merasa iba mendengarnya. Dan memang benar  akhirnya hati Ayyub عليه السلام  lemah  lunglai kemudian menangis dan bekata, Ya Tuhan, seandainya aku  tidak Engkau ciptakan." Mendengar ucapan Ayyub عليه السلام tersebut,  Iblis gembira. Akan tetapi tak lama  kemudian Ayyub عليه السلام  langsung memohon  ampun atas  keteledorannya, seterusnya beliau bersikap sabar dan  ikhlas menerima ketentuan Tuhannya.

Melihat  keteguhan Ayyub عليه السلام tersebut, Iblis berkata  sendiri, "Seandahya Allah memberikan  kewenangan bagiku untuk merusak anggota  tubuhnya, maka dia tidak mungkin akan sabar menerimanya." Dan Allah mengizinkan Iblis untuk melakukan hal itu. Maka  Iblis langsung mendatangi mihrabnya Ayyub عليه السلام yang ditemukan sedang khusyu'  beribadah di dalamnya. Iblis kemudian mendekat pada Ayyub عليه السلام untuk meniup hidungnya. Secara  spontan,  tiba-tiba sekujur  tubuh Ayyub عليه السلام mulai ujung kepala sampai telapak kaki terasa gatal-gatal. Ayyub  lalu menggaruknya  dengan  batu  sampai dagingnya melepuh, kuku-kukunya tercerabut  dari akarya, kulitnya lepas sehingga  tulang-belulangnya kelihatan.
Di  samping  itu, aroma tubuhnya mengeluarkan  bau badan yang busuk dan hal  ini  membuat belatung-belatung kecil keluar dari sekujur tubuhnya. Penyakit itu dirasakan begitu pedih oleh Ayyub عليه السلام menjalar pada jasadnya.

Ada yang mengatakan Ayyub عليه السلام mempunyai  tiga orang  istri. Setelah mereka melihat kondisi suaminya yang  terkena penyakit kulit begitu menjijikkan,  akhirnya mereka
memutuskan untuk meninggalkannya. Dan satu-satunya  istri  yang masih setia pada Ayyub عليه السلام hanyalah Rahmah. Tidak berhenti sampai di situ,  Iblis kemudian mendatangi penduduk kampung dan berseru, "Saudara-saudara semua harus mengusir Ayyub عليه السلام dari perkampungan ini. Sebab jika  dia masih berdiam diri  di sini, maka saudara-saudara  nanti  akan  terkena penyakitnya!" Penduduk  kampung pun  ramai-ramai mendatangi Rahmah dan berkata padanya, "Hai  Rahmah, bawalah  suamimu pergi. Dan  jika  tidak, maka kami akan mernbunuhnya."
Mendengar ancaman tersebut, Rahmah berkemas untuk memboyong  Ayyub عليه السلام.
Dia membawa suaminya  dengan cara di  gendong  di  kedua pundaknya. Mereka berdua menelusuri  perjalanan sampai  berhenti di  suatu  retuntuhan. Di  tempat itulah, Rahmah merebahkan suaminya. Dan Ayyub عليه السلام pun  tidur dengan tanah sebagai  alasnya.

Menurut  penuturan Wahab bin Munabbih, Ayyub عليه السلام terlelap tidur  di  atas  tanah dengan  belatung  yang terus menerus keluar dari sekujur tubuhnya.

Selain  istrinya, tidak ada seorang pun yang mau mendekatinya. Hal itu dijalani mereka berdua selama tujuh tahun. Rahmah sendiri untuk mencukupi  kebutuhan hidup sehari- harinya sengaja  pergi ke perkampungan. Dia  bekerja pada mereka dan hasilnya untuk membeli  roti dan makanan. Suatu  saat  Iblis menemui penduduk kampung  untuk menghasut mereka. Dia berseru, "Saudara-saudara semua  jangan membiarkan Rahmah masuk ke perhampungan ini.  Sebab  dia nanti akan menularkan  penyakit yang diderita  suamninya." Maka ketika Rahmah datang untuk  bekerja, mereka  langsung menegurnya,  "Hai Rahmah,  jauhkan  suamimu dari kami. Jia  tidak, maka kami akan melemparinya dengan batu sampai dia mati!"  kata mereka mmgancam.  Rahmah  akhirnya mengalah  dlan membawa pergi suaminya dengan digendong di atas kedua pundaknya. Dia pergi bersama Ayyub عليه السلام
menuju  tempat yang jauh dad perkampungan. Setelah sampai pada tempat yang dituju, Rahmah meletakkan suaminya di  atas hamparan kerikil  dengan batu sebagai  bantalnya. Kemudian dia berkata, "Suamiku, mohonlah kepada Allah agar penyakimu sembuh." Tetapi Ayyub عليه السلام menjawabnya  dengan  penuh  kepasrahan,  "Rahmah! Allah  sengaja tidak memberikan pada kita akan nikmat-nikmat-Nya. Hal itu dimaksudkan untuk mencoba kita, apakah kita sabar dalam menghadapi musibah-Nya atau tidak."
Rahmah  sendiri mencoba untuk pergi dan mengetuk pintu-pintu  rumah penduduk untuk  meminta  belas  kasih mereka.  Tetapi mereka malah mengusirnya. Pergilah kau dari daerah kami! Jangan kau  tularkan penyakit suamimu pada  kami!"  Maka  tatkala 'Rahmah  sudah kehabisan cara untuk mendapatkan makanan, sedangkan  Ayyub عليه السلام, suaminya,  sudah merasa sangat  lapar, maka  dia memutuskan  untuk memotong gelungan rambutnya. Kemudian gelungan  itu dijualnya demi sepotong roti. Setelah itu, dia pulang menemui Ayyub عليه السلام dengan membawa roti. Ayyub bertanya padanya, "Dan mana engkau peroleh  roti  ini, istriku!"  Dan Rahmah  pun menceritakan usahanya untuk mendapatkan  roti  itu, yaitu  dengan cara menukarnya dengan gelungan rambutnya. Begitu mendengar penuturan  istrinya, Ayyub عليه السلام kontan saja menangis terisak-isak, kemudian ia bersabar dan pasrah.

Dalam  sebuah hadits  riwayat Mu'adz  bin Jabal  ra, dia mendengar Rasuiullah saw bersabda,  'Jika  ada nanah atau darah yang keluar dari salah seorang  lelaki, kemudian istrinya mengusap dengan jilatan  lidahnya dan dia  tidak ridha pada  ishya  itu, maka lelaki itu  nanti pada hari kiamat akan ditempatkan di dalam peti yang terbuat dari api  sampai   turun ke dasar  Jabanam."

Selanjutnya Wahab  bin Munabbih menuturkan, suatu  saat Iblis menyamar sebagai  seorang  dokter  bertemu pada Rahmah, istrinya Ayyub عليه السلام. Iblis berkata; ” Apakah Anda benar istrinya Ayyub ?"  Benar ” kata Rahmah singkat, kemudian Iblis melanjutkan, aku  akan mengobati penyakit suamimu dengan syarat dia harus memotong hewan tanpa menyebut nama Allah. Di samping itu dia juga harus  meminum khamr." Lalu Rahmah pulang dan menceritakan hal  itu pada Ayyub عليه السلام. Mendengar penuturan istrinya  itu, Ayyub عليه السلام marah dan berkata, "Celaka kamu, dia itu Iblis laknatullah."  Kemudian Ayyub عليه السلام bersumpah bahwa beliau akan mencambuk istrinya  sebanyak  seratus kali  setelah dia  sembuh dari penyakitnya.  Penyebab kemarahan Ayyub عليه السلام dikarenakan Rahmah menerima begitu saja persyaratan dari Iblis tanpa mengatakan bahwa Allah sendiri  nanti yang akan menyembuhkannya.

Selanjutnya Ayyub عليه السلام menangis dan bermunajat,
'Ya Tuhanku, aku tidak mungkin bisa menentukan dua pilihan kecuali di  sana  ada ridha-Mu. Aku tidak peduli dengan keinginanku tanpa disertai ridha-Mu. Aku sama sekali tidak merasa kenyang ketika makan karena  takut aku lupa  pada  orang yang  lapar. Maka  dosa apa yang aku lakukan  sehingga Engkau menyiksaku  seperti ini."  Kemudian Allah mewahyukan pada Ayyub,  'Wahai Ayyub! Apakah kesabaranmu  atas cobaan ini berkat pertolongan-Ku  atau keinginanmu,"  lalu turun  lagi wahyu padanya, 'Wahai Ayyub! Seandainya aku jadikan  setiap helai rambut yang ada di tubuhmu itu kesabaran, maka kamu tidak akan kuat merasakan sebagian kepedihan yang menggejala di  jasadmu."

Menurut Al Kisa'i,  ketika belatung  itu terus keluar dan menjalar  di  sekujur  tubuh Ayyub عليه السلام, sampai ada yang mau menyentuh  lidahnya, maka Ayyub عليه السلام  merasa khawatir hal itu mengganggu kesibukannya berdzikir kepada  Allah.  Beliau berdoa,
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ , فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآَتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ
83. dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang".
84. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS Al Anbiya’ (21);83-84
وأخرج أبو نعيم وابن عساكر عن الحسن قال : إن كانت الدودة لتقع من جسد أيوب فيأخذها إلى مكانها ويقول : كلي من رزق الله) الدر المنثور – السيوطي(
Dan dari Abu Nu’aim dan Ibn Asakir dari Hasan berkata, “Jika belatung itu terlepas atau terjatuh dari tubuh beliau (Ayyub) maka dikembalikan lagi ke tempatnya dan beliau berkata : “ makanlah dari rizki (yang diberikan) Allah.” (dalam Kitab Dur Al Mantsur – As Suyuthi)

As-Suddi menuturkan, setelah Ayyub عليه السلام mengucapkan doa di atas, maka Allah mengetahui bahwa Ayyub memang benar-benar telah kaget menerima penyakit  itu (belatung yang mau merusak  lisannya)  sebab  kesibukannya berdzikir pada-Nya. Maka datanglah malaikat  Jibril menjenguk Ayyub عليه السلام dengad membawa; buah delima  (ada yang mengatakan buah kelapa) dari surga. Lalu Ayyub عليه السلام bertanya padanya, "Siapakah Anda, wahai orang baik yang  telah membuat aku gembira tatkala para shahabat dan orang-orang yang aku cintai meninggalkanku  sendiri."

Kemudian  Jibril mendekatkan buah delima  itu pada Ayyub عليه السلام agar dimakannya. Begitu Ayyub عليه السلام memakannya, maka  semua rasa  sakit yang diderita di dalam tubuhnya hilang seketika.  Jibril berkata padanya, 'Wahai Ayyub, bangunlah!? “
"Bagaimana aku  bisa bangun, sedangkan  jasadku tidak berdaya apa-apa,” jawab Ayyub عليه السلام. Maka  Jibril memegang Ayyub dengan  tangannya  kemudian  memapahnya! sekitar dua belas  langkah, lalu berkata padanya, "Coba  sekarang doronglah  dengan  kaki kananmu (untuk  berjalan)!"  Maka Ayyub melihat  ada  sebuah  mata. air yang sejuk.  Jibril kembali menyuruhnya, "Mandilah dengan air hangat dan minum  dengan  air dingin!"  Maka ketika Ayyub melaksanakan  saran  tersebut, spontan  saja kegantengan  dan kemolekannya  tampak  kembali, tubuhnya  bersih bagaikan perak yang bersinar. Lalu membawakan sebuah mantel dari  surga. untuk dipakaikan pada Ayyub. Setelah itu  Jibril memasangkah-mahkota dari
surga untuknya. Dengan demikian Ayyub menjadi  sosok yang bersih bersinar bagaikan matahari yang sedang menerangi. Pada saat  itu pula Ayyub  langsung melakukan shalat dua rakaat sebagai  tanda syukur  pada Allah atas nikmat dan keridhaan yang telah diberikan kepadanya.

Selanjumya Wahab bin Munabbih menuturkan,  setelah Ayyub mandi di Sumber air  tersebut, maka belatung  yang ada pada tubuhnya menjadi bertebaran membentuk permadani emas. Kemudian belatung itu terbang di udara. Dan akhirnya apa yang  tadinya sebagai musibah menjadi nikmat baginya. Menurut Abu Laits As Samarkindy, dalam Tanbihul Ghafilin, hari itu adalh 10 Muharram. Sedangkan menurut  keterangan dari  As-Suddi, konon Ayyub mandi  di sumber  air tersebut dan  sembuh dari penyakitnya pada  hari Nairuz (hari  tahun baru Iran). Karenanya, kita menemukan tradisi menyemprotkan manisan dengan air  pada hari Nairuz.

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya  Nabiyullah Ayyub ditimpa musibah selama delapan belas tahun.  Orang dekat dan orang jauh menolaknya, kecuali dua  orang  laki-laki saudaranya yang selalu menjenguknya setiap pagi dan  petang hari. Suatu hari salah seorang dari keduanya berkata  kepada temannya, 'Ketahuilah, demi Allah, Ayyub telah  melakukan sebuah dosa yang tidak dilakukan oleh seorang  manusia di dunia ini.’ Temannya menanggapi, ’Apa itu?’ Dia  menjawab, ’Sudah delapan belas tahun Allah tidak  merahmatinya dan tidak mengangkat ujian yang menimpanya.’
Manakala keduanya pergi kepada Ayyub, salah seorang dari  keduanya tidak tahan dan dia mengatakan hal itu kepada  Ayyub. Maka Ayyub عليه السلام berkata, ’Aku tidak mengerti apa  yang kalian berdua katakan. Hanya saja, Allah mengetahui bahwa aku  pernah melewati dua orang laki-laki yang bersengketa dan  keduanya menyebut nama Allah, lalu aku pulang ke rumah dan  bersedekah untuk keduanya karena aku khawatir nama  Allah  disebut kecuali dalam kebenaran.’
Nabi  saw bersabda, "Ayyub pergi buang  hajat. Jika dia buang hajat, istrinya menuntunnya sampai di  tempat buang hajat. Suatu hari Ayyub عليه السلام terlambat dari istrinya  dan Allah mewahyukan kepada Ayyub عليه السلام, ”Hantamkanlah kakimu,  inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." (QS. Shad: 42) Istrinya menunggunya cukup lama. Dia melihat dan  memperhatikannya sedang berjalan ke arahnya, sementara  Allah telah menghilangkan penyakitnya dan dia lebih tampan  dari sebelumnya. Ketika istrinya melihatnya, dia berkata,  ”Semoga Allah memberimu berkah, apakah kamu melihat  Nabiyullah, orang yang sedang diuji? Demi Allah, kamu sangat  mirip dengannya jika dia itu dalam keadaan sehat.’  Ayyub عليه السلام  berkata, ”Sesungguhnya akulah Ayyub.”
Ayyub عليه السلام memiliki dua tempat untuk mengeringkan hasil  bumi,  yang pertama untuk gandum dan yang kedua untuk jewawut,  lalu Allah mengirim dua potong awan. Ketika awan yang  pertama tiba di atas tempat pengeringan gandum, ia  memuntahkan emas sampai ia melimpah, dan awan yang  lainnya menumpahkan di tempat pengeringan jewawut sampai  melimpah pula."

Diriwayatkan  oleh Abu Ya'la dalam  Musnad-nya (1/176-177), Abu Nuaim  dalam  Al-Hilyah (3/374-375) dari dua jalan dari Said bin Abu  Maryam. Nafi' bin Yazid menyampaikan kepada kami, Aqil  memberitakan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik  secara  marfu’." Dan dia berkata, "Gharib dari hadits Az-Zuhri, 
tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali Aqil. Rawi-rawinya  disepakati keadilan mereka. Nafi meriwayatkannya secara  sendiri."
Muslim meriwayatkan haditsnya, rawi-rawi  lainnya adalah rawi-rawi Syaikhain. Jadi, hadits ini shahih. Ia  dishahihkan oleh Ad-Dhiya' Al-Maqdisi. Dia meriwayatkannya  dalam  Al-Mukhtarah (2/220-221) dari jalan ini. Hadits ini  diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam  Shahih-nya (2091) dari  Ibnu Wuhaib. Nafi' bin Yazid memberitakan kepada kami."

Perawi melanjutkan, pada saat Ayyub عليه السلام  sembuh, Rahmah  sedang pergi mencari makanan untuk suaminya, Ayyub عليه السلام. Tiba-tiba Iblis datang menemui Rahmah di  jalan. Dia berkata, "Sampai  kapan kau kerja keras seperti  ini  demi mengabdi pada suamimu yang tidak sabar menerima musibah? Bukankah dia pernah  berjanji akan mencambukmu  seratus kali  jika  ia  sembuh  dari penyakitnya?" Tetapi Rahmah  terus berjalan untuk menemui Ayyub عليه السلام dengan tidak memperdulikan  omongan  Iblis  tersebut. Sesampainya di  tempat, Rahmah merasa kehilangan Ayyub عليه السلام. Dia mencari Ayyub ke mana-mana tetapi tidak juga ditemukan. "Ayyub! Apakah binatang buas telah memangsamu. Atau jangan- jangan kamu telah ditelan bumi!"  seru Rahmah memanggil-manggil  suaminya dengan nada cemas. Kemudian Ayyub عليه السلام datang dan berkata pada istrinya, "Hai wanita muda, siapa yang kau cari?" "Aku sedang mencari Ash-Shabir Ayyub,'' jelas Rahmah tidak mengenal Ayyub عليه السلام yang berada di  hadapannya. Pada saat  itu Ayyub عليه السلام mengenakan pakaian mewah. Di atas kepalanya terdapat mahkota dan di sampingnya terlihat ada sumber air mengalir. Ayyub عليه السلام memang sudah sehat dan pulih kembali seperti sedia kala. Sehingga hal itu membuat Rahmah tidak mengenalinya. Karena sebelum ditinggalkan, Ayyub عليه السلام dalam keadaan sakit  parah.
Dan Ayyub عليه السلام menyadari kebingungan yang menyelimuti  istrinya. Dia berkata, "Apakah  Anda masih  ingat  ciri-ciri Ayyubmu?"  Rahmah  akhirnya mengerenyitkan  keningnya sambil mengingat ciri-ciri  suaminya  itu. Dan begitu ia  sadar bahwa  orang yang di depannya itu adalah orang yang dicarinya, dia berkata, "Spertinya  tuan mirip sekali dengan Ayyub عليه السلام." Maka Ayyub pun tersenyum melihat  istrinya.  "Akulah Ayyub. Tuhanku telah menyembuhkanku,"

As-Suddi berkata, setelah Ayyub عليه السلام  sembuh dari penyakitnya, dia merasa bingung akan sumpah yang pemah diucapkannya. Waktu itu, ia bersumpah, jika  ia sembuh, maka ia akan mencambuk Rahmah sebanyak seratus kali. Hal inilah yang membuatnya tertekan. Karenanya,  Jibril datang dan  berkata pada Ayyub عليه السلام, "Hai Ayyub, ambillah  seratus  dahan dari ujung  tangkai pohon. Kemudian jadikan dahan  itu sebagai  cambuk. Dan pukulkanlah cambuk  itu pada Rahmah sekali  saja. Maka kamu sudah  bebas dari  sumpahmu." Ayyub عليه السلام akhimya mengerti petunjuk tersebut dan ia pun bebas dari beban  sumpahnya. Masih menurut As-Suddi, beliau  terus menerus merasakan kenikmatan dan kebahagiaan di atas sampai meninggal dunia. Usia beliau saat  itu  adalah tujuh puluh tiga  tahun. Keterangan  lainnya mengatakan bahwa  usianiya  ketika meninggal dunia mencapai seratus  tahun.

Setelah  Ayyub عليه السلام wafat, beliau dimakamkan  di Hauran. Sedangkan  anakl-anaknya sepeninggal Ayyub عليه السلام, senantiasa meneruskan  ajaran ayahnya, yaitu beribadah dan taat kepada Allah. Anak Ayyub عليه السلام yang paling tua bemama Hawamil, kemudian disusul  dengan Maqil, Rusyd, Rasyid dan Basyir (kelak menjadi Rasul dan Nabi Dzulkifli عليه السلام). Pada masa zaman Nabi Ayyub عليه السلام,  raja yang berkuasa waktu itu adalah bernama Lam bin Di'am. Dia adalah salah seorang dari penguasa wilayah Syiria. (insya Allah akan dikisahkan pertempuran dengan Dzulkifli bin Ayyub عليه السلام)

Maraji’ /Referensi:
أطلس القرأن-ثوقي ابو خليل
البداية والنهاية - ابن كثير
بدائع الزهور في وقائع الدهور
صحيح القصص
 

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan isi komentar anda..