| Profil J03Joe FacebookVisitorsLike JoeKomentar AndaArsip BlogPost TerbaruMy Blog ListFriends | Label
 Blog saya? | 
| AGAMA ISLAM ADALAH AGAMA YANG HAQ (BENAR) YANG DIBAWA OLEH MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM | 11.55 | 
|  Filed under: 
                    
All About Moslem
 | |
Dengan Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengakhiri serta 
menyempurnakan agama-agama lain untuk para hambaNya. Dengan Islam pula, 
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan kenikmatanNya dan meridhai 
Islam sebagai agama. Agama Islam adalah agama yang benar dan 
satu-satunya agama yang diterima Allah, kepercayaan selain Islam tidak 
akan diterima Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Barangsiapa
 mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan 
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk 
orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]
Allah Azza wa Jalla 
telah mewajibkan kepada seluruh manusia untuk memeluk agama Islam karena
 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk seluruh manusia, 
sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
“Artinya : Katakanlah: 
‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu
 Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada yang berhak 
disembah selain Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan, maka 
berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, Nabi yang ummi yang beriman 
kepada Allah dan kepada Kalimat-KalimatNya (Kitab-Kitab-Nya) dan 
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk” [Al-A’raaf: 158]
Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya
 : Demi yang diri Muhammad ada di tangan Allah, tidaklah mendengar 
seorang dari ummat Yahudi dan Nasrani yang mendengar diutusnya Muhammad,
 kemudian dia mati dalam keadaan tidak beriman dengan apa yang diutus 
dengannya (Islam), niscaya dia termasuk penghuni Neraka.”[1]
Mengimani
 Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, artinya membenarkan dengan
 penuh penerimaan dan kepatuhan pada seluruh apa yang dibawanya bukan 
hanya membenarkan semata. Oleh karena itulah Abu Thalib (paman Nabi 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam) termasuk kafir, yaitu orang yang tidak 
beriman kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun dia 
membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan 
dia membenarkan pula bahwa Islam adalah agama yang terbaik.
Agama
 Islam mencakup seluruh kemaslahatan yang terkandung di dalam 
agama-agama terdahulu. Islam memiliki keistimewaan, yaitu cocok dan 
sesuai untuk setiap masa, tempat dan kondisi ummat.
“Artinya : 
Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an dengan membawa kebenaran, 
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan 
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang 
lain...”[Al-Maa-idah: 48]
Islam dikatakan cocok dan sesuai di 
setiap masa, tempat dan kondisi ummat maksudnya adalah berpegang teguh 
kepada Islam tidak akan menghilangkan kemaslahatan ummat bahkan, dengan 
Islam ini ummat akan menjadi baik, sejahtera, aman dan sentausa. Tetapi 
harus diingat bahwa Islam tidak tunduk terhadap masa, tempat dan kondisi
 ummat sebagaimana yang dikehendaki oleh sebagian orang. Apabila ummat 
manusia menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat, maka mereka 
harus masuk Islam dan tunduk dalam melaksanakan syari’at Islam.
Agama
 Islam adalah agama yang benar, Allah menjanjikan kemenangan kepada 
orang yang berpegang teguh kepada agama ini dengan baik, namun dengan 
syarat mereka harus mentauhidkan Allah, menjauhkan segala perbuatan 
syirik, menuntut ilmu syar’i dan mengamalkan amal yang shalih.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya
 : Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur’an)
 dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun 
orang-orang musyrik tidak menyu-kainya.” [At-Taubah: 33]
“Artinya
 : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara 
kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh 
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan
 bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia 
benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam 
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada 
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) 
kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik.” 
[An-Nuur: 55]
Islam adalah agama yang sempurna dalam ‘aqidah dan syari’at. Bentuk kesempurnaannya di antaranya adalah
[1]. Memerintahkan bertauhid dan melarang syirik.
[2]. Memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang bersikap bohong.
[3]. Memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang bersikap zhalim.
[4]. Memerintahkan untuk bersikap amanah dan melarang ingkar janji.
[5]. Memerintahkan untuk menepati janji dan melarang bersikap khianat.
[6]. Memerintahkan untuk berbakti kepada ibu-bapak serta me-larang mendurhakainya.
Dan yang lainnya.
Secara
 umum Islam memerintahkan agar berakhlak yang mulia, bermoral baik dan 
melarang bermoral buruk. Islam juga memerintahkan setiap perbuatan baik,
 dan melarang perbuatan yang buruk
Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya
 : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat 
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari 
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran 
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” [ An-Nahl: 90]
Islam
 didirikan atas lima dasar, sebagaimana yang tersebut dalam sebuah 
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa 
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Artinya : 
Islam dibangun atas lima hal, (yaitu); (1) bersaksi bahwa tidak ada yang
 berhak disembah dengan benar melainkan hanya Allah, (2) dan bahwa 
Muhammad adalah utusan Allah, (3) menegakkan shalat, (4) membayar zakat,
 (5) berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah."[2]
Rukun Islam ini wajib diimani, diyakini dan wajib diamalkan oleh setiap muslim dan muslimah.
Pertama:
 Kesaksian tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah 
Azza wa Jalla dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba 
serta RasulNya merupakan keyakinan yang mantap, yang diekspresikan 
dengan lisan. Dengan kemantapannya itu, seakan-akan ia dapat 
menyaksikanNya.
Syahadah (kesaksian) merupakan satu rukun padahal
 yang disaksikan itu ada dua hal, ini dikarenakan Rasulullah Shallallahu
 'alaihi wa sallam adalah penyampai risalah dari Allah Azza wa Jalla. 
Jadi, kesaksian bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah 
hamba dan utusan Allah Azza wa Jalla merupakan kesempurnaan kesaksian 
Laa ilaha illa Allah, tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar 
kecuali Allah.
Syahadatain (dua kesaksian) tersebut merupakan 
dasar sah dan diterimanya semua amal. Amal akan sah dan diterima bila 
dilakukan dengan keikhlasan hanya karena Allah Azza wa Jalla dan 
mutaba’ah (mengikuti) Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. 
Ikhlas karena Allah Azza wa Jalla terealisasi pada Syahadat (kesaksian) 
laa ilaha illallah, tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
 Allah. Sedangkan mutaba’ah atau mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu
 'alaihi wa sallam terealisasi pada kesaksian bahwa Muhammad adalah 
hamba serta Rasul-Nya.
Faedah terbesar dari dua kalimat syahadat 
tersebut adalah membebaskan hati dan jiwa dari penghambaan terhadap 
makhluk dengan beribadah hanya kepada Allah saja serta tidak mengikuti 
melainkan hanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kedua:
 Mendirikan shalat artinya beribadah kepada Allah dengan mengerjakan 
shalat wajib lima waktu secara istiqamah serta sempurna, baik waktu 
maupun caranya. Shalat harus sesuai dengan contoh Nabi Shallallahu 
‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Artinya : Shalatlah kalian sebagaimana engkau melihatku shalat.” [3]
Salah
 satu hikmah shalat adalah mendapat kelapangan dada, ketenangan hati, 
dan menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.[4]
Ketiga: 
Mengeluarkan zakat artinya, beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla 
dengan menyerahkan kadar yang wajib dari harta-harta yang harus 
dikeluarkan zakatnya.[5]
Salah satu hikmah mengeluarkan zakat 
adalah membersihkan harta, jiwa dan moral yang buruk, yaitu kekikiran 
serta dapat menutupi kebutuhan Islam dan ummat Islam, menolong orang 
fakir dan miskin.
Keempat: Puasa Ramadhan artinya, beribadah 
hanya kepada Allah dengan cara meninggalkan hal-hal yang dapat 
membatalkan di siang hari di bulan Ramadhan (puasa sebulan penuh).
Salah satu hikmahnya ialah melatih jiwa untuk meninggalkan hal-hal yang disukai karena mencari ridha Allah Azza wa Jalla.
Kelima:
 Naik Haji ke Baitullah (rumah Allah), artinya beribadah hanya kepada 
Allah dengan menuju ke al-Baitul Haram (Ka’bah di Makkah al-Mukarramah) 
untuk mengerjakan syiar atau manasik Haji.[6]
Salah satu 
hikmahnya adalah melatih jiwa untuk mengerahkan segala kemampuan harta 
dan jiwa agar tetap taat kepada Allah Azza wa Jalla. Oleh karena itu 
Haji merupakan salah satu macam jihad fi sabilillah.[7]
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
[Disalin
 dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdul 
Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan 
Pertama Jumadil Akhir 1425H/Agustus 2004M]
_________
Foote Note
[1]. HR. Muslim (I/134, no. 153), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu
[2].
 Mutafaqun ‘alaihi. HR. Al-Bukhari dalam Kitabul Iman pada bab Qaulu 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallm: (Èõäöíó ÇúáÅöÓúáÇóãõ Úóáóì ÎóãúÓò) 
no. 8, Muslim dalam Kitabul Iman bab Arkanul Islam no. 16, Ahmad (II/26,
 93, 120, 143), at-Tirmidzi (no. 2609) dan an-Nasa-i (VIII/107)
[3]. HR. Al-Bukhari (no. 631), dari Shahabat Malik bin Khuwairits radhiyallahu 'anhu
[4]. Lihat QS. Al-Ankabut: 45.
[5]. Lihat QS. Al-Baqarah: 43.
[6]. Lihat QS. Ali ‘Imran: 96.
[7]. Diringkas dan ditambah dari kutaib Syarhu Ushuulil Iimaan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin (hal. 4-10) 

0 komentar:
Posting Komentar
Silakan isi komentar anda..