Translate

ArabicEnglishFrenchGermanIndonesianItalianJapaneseKoreanRussianSpanish

Visitors World

Flag Counter

Blog saya?


Tujuh Kalimat TERBAIK 09.24

Allah Maha Melihat dan Allah Maha Mendengar, apapun yang terlontar dan terucap manusia semua akan tercatat dan akan diminta pertanggung jawaban. Bahkan gerak niat dalam hatipun sudah diketahui oleh Allah. Bedanya adalah jika niat dalam hati berupa kebaikan sudah dicatat sebagai kebaikan, sedangkan niat keburukan/maksiyat tetapi belum terwujud dalam perbuatan masih belum dicatat oleh Allah swt.

Kalimah thayyibah atau perkataan yang baik merupakan perkataan yang direstui oleh Allah SWT (QS Ibrahim [14]: 24-25).

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (٢٤)تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." [786] Termasuk dalam kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, segala Ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. kalimat tauhid seperti laa ilaa ha illallaah.

Ia punya akar kebenaran yang kuat dan menimbulkan maslahat bagi umat; laksana pohon yang subur, rimbun, dan berbuah lebat. Di dalam Alquran, setidaknya disebutkan ada 7 jenis perkataan yang sesuai dengan ajaran Islam.


Pertama, qawlun ma'ruf (perkataan yang baik). Perkataan jenis ini identik dengan kesantunan dan kerendahan hati. Alquran menerangkan bahwa mengucapkan qawlun ma'ruf lebih baik daripada bersedekah yang disertai kedengkian (QS Albaqarah [2]: 263).

قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ


"Perkataan yang baik dan pemberian maaf[167] lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun." [167] Perkataan yang baik Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.

Kedua, qawlun tsabit (ucapan yang teguh). Perkataan ini punya argumentasi yang kuat serta dilandasi keimanan yang kokoh. Tidak ada keraguan yang menyelimutinya. Kezaliman yang nyata patut dihadapi dengan perkataan jenis ini (QS Ibrahim [14]: 27).

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ


"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu[788] dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." [788] Yang dimaksud ucapan-ucapan yang teguh di sini ialah kalimatun thayyibah yang disebut dalam ayat 24.

Ketiga, qawlun sadid (perkataan yang benar). Tiada dusta dan kebatilan dalam ucapan ini. Kata sadid berasal dari sadda yang berarti menutup, membendung, atau menghalangi. Qawlun sadid yang diucapkan berfungsi untuk mencegah terjadinya kemungkaran dan kezaliman. Bukti ketakwaan seorang Mukmin di antaranya gemar mengucapkan perkataan ini (QS Al-Ahzab [33]: 70).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar,"

Keempat, qawlun baliqh (ucapan yang efektif dan efisien). Ini adalah jenis ucapan yang cermat, padat berisi, mudah dipahami, dan tepat mengenai sasaran alias tidak ngelantur . Tipe perkataan seperti ini akan berpengaruh kuat bagi pendengarnya (QS Annisa [4]: 63).

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلا بَلِيغًا


"Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka."

Kelima, qawlun karim (perkataan yang mulia). Ia adalah tutur kata yang bersih dari kecongkakan dan nada merendahkan atau meremehkan lawan bicara. Terdapat semangat memuliakan, menghormati, dan menghargai terhadap lawan bicara dalam qawlun karim tersebut (QS Al-Isra [17]: 23).

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا


"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850]." [850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.


Keenam, qawlun maysur (ucapan yang layak dan pantas). Maysur arti asalnya adalah yang memudahkan. Ucapan ini mengandung unsur memudahkan segala kesukaran yang menimpa orang lain, dan menghiburnya guna meringankan beban kesedihan (QS Al-Isra [17]: 28).

وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلا مَيْسُورًا


"Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas[851]." [851] Maksudnya: apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 26, Maka Katakanlah kepada mereka Perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran mereka belum mendapat bantuan dari kamu. dalam pada itu kamu berusaha untuk mendapat rezki (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat memberikan kepada mereka hak-hak mereka.

Ketujuh, qawlun layyin (tutur kata yang lemah lembut). Kelembutan diharapkan dapat menundukkan kekerasan, sebagaimana air dapat memadamkan api. Inilah pesan Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun ketika keduanya hendak menghadap Firaun yang lalim (QS Thaha [20]: 44).

فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى

"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".

Rasulullah SAW pun mengingatkan, ''(Muslim terbaik) ialah yang orang-orang Muslim lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya (perbuatannya).'' (HR Bukhari dan Muslim).

Dan dalam riwayat lainnya juga menyebutkan bahwa sehebat apapun ibadah yang dilakukan seorang hamba kepada Allah, tetapi jika tidak "membekas" alias masih tetap tidak bisa mengendalikan lisan perbuatan sehingga merugikan sekitarnya maka orang tersebut di neraka. Naudzubillah, semoga kita tidak termasuk didalamnya.

Semoga lisan, tulisan, dan tindakan kita, senantiasa MENYELAMATKAN DAN MEMUDAHKAN jalan menuju syurga Allah, amin.

Pilihan Allah SWT adalah TERBAIK 09.16


Al Khair Khairutullaah, Pilihan Allah adalah yang terbaik. Tak ada kesia-siaan dalam Allah menciptakan sesuatu untuk hamba-Nya, Terkadang seseorang tertimpa takdir yang menyakitkan yang tidak disukai oleh dirinya, kemudian dia tidak bersabar, merasa sedih dan mengira bahwa takdir tersebut adalah sebuah pukulan yang akan memusnahkan setiap harapan hidup dan cita-citanya. Akan tetapi, sering kali kita melihat dibalik keterputus-asaannya ternyata Allah memberikan kebaikan kepadanya dari arah yang tidak pernah ia sangka-sangka.

Sebaliknya, berapa banyak pula kita melihat seseorang yang berusaha dalam sesuatu yang kelihatannya baik, berjuang mati-matian untuk mendapatkannya, tetapi yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang dia inginkan.

"Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."(QS. Al Baqarah: 216)



Mungkin cerita ini bisa jadi pembelajaran berharga bagi kita walaupun kebenaran cerita ini belum diketahui shahihnya namun kita bisa memetik pelajaran berharga dari cerita ini bahwa pilihan Allah adalah yang terbaik.

Suatu masa, ada seorang raja yang sangat menyayangi rakyatnya, setiap rakyatnya mendapat musibah dia selalu mengatakan Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, sehingga menjadi lapanglah hati rakyatnya mendengar hal ini.

Suatu hari sang raja mendapat musibah jari tangannya putus, lalu ia mengadu kepada salah seorang menteri kesayangannya, dan menteri tersebut mengatakan kepada raja hal yang biasa ia katakan pada rakyatnya, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik.

Mendengar hal ini sang raja murka dan memenjarakan perdana menteri tadi.
Suatu hari raja bersama pasukannya pergi berburu dan mereka tersesat jauh di dalam hutan dan tertangkap sekelompok penyembah roh. Satu persatu pasukan raja di sembelih untuk di persembahkan ke dewa penyembah roh tadi hingga tiba giliran araja mereka melihat jari raja yang terputus sehingga mereka tidak jadi menyembelih raja karena dianggap cacat. akhirnya raja selamat dan kembali ke istananya.

Raja segera membebaskan menteri yang ia penjarakan tadi dan berkata benar apa yang engkau bilang wahai menteri Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, lalu ia menceritakan apa yang terjadi pada menteri tadi.

Dan sang raja bertanya pada menteri lalu apakah penjara bagimu adalah yang terbaik pilihan Allah? sang menteri menjawab benar wahai raja, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik.

Sang raja  bertanya apa terus apakah hikmahnya bagimu wahai menteri?
Menteri menjawab seandainya saya tidak masuk penjara tentunya saya akan ikut bersama raja berburu dan tentunya saya sudah disembelih bersama pasukan lainnya. namun Allah menyelematkan saya dengan memasukkan saya ke penjara.

Begitulah teman, apa yang tampak pahit di mata manusia, ternyata penuh kebaikan di hadapan Allah dan ternyata berakhir kebahagiaan tiada terkira menjadi anugerah yang begitu berharga.
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui

Banyak sekali kisah yang sudah pasti shahih dalam Al-Qur'an yang menceritakan perihal jalan keburukan namun sebenarnya itu hanyalah sebuah rentetan scenario taksir dari Allah Swt.

Maka lihatlah kisah Ibu Nabi Musa AS ketika ia harus melemparkan anaknya ke sungai... bukankah kita mendapatkan bahwa tidak ada yang lebih dibenci oleh Ibu Musa daripada jatuhnya anaknya di tangan keluarga Fir'aun? namun meskipun demikian tampaklah akibatnya yang terpuji dan pengaruhnya yang baik di hari-hari berikutnya, dan inilah yang diungkapkan oleh ayat. Bagaimana seorang raja yang dzalim akan dihancurkan anak yang dibesarkan dihadapannya.

Lihat pula kisah Nabi Yusuf AS ketika beliau harus berpisah dengan ayah beliau Nabi Ya'qub AS, ketika beliau harus dimasukkan ke dalam sumur dan diambil oleh kafilah dagang... kemudian nasibnya dijual dan dirampas kebebasan menjadi seorang budak. Dan pada akhirnya setelah melalui berbagai cobaan. Beliau menjadi seorang perdana menteri yang arif dan masyhur.

Bukankah kita akan melihat hikmah yang begitu besar dibalik semua itu?

Semoga kita termasuk menjadi orang-orang yang bersyukur, selalu berpikir positif kepada Allah, tangguh atas ujian yang diberikan sehingga kita bisa memetik hasilnya kelak diakherat maupun didunia. Amin.