Allah Maha Melihat dan Allah Maha
Mendengar, apapun yang terlontar dan terucap manusia semua akan tercatat
dan akan diminta pertanggung jawaban. Bahkan gerak niat dalam hatipun
sudah diketahui oleh Allah. Bedanya adalah jika niat dalam hati berupa
kebaikan sudah dicatat sebagai kebaikan, sedangkan niat
keburukan/maksiyat tetapi belum terwujud dalam perbuatan masih belum
dicatat oleh Allah swt.
Kalimah thayyibah atau perkataan yang baik merupakan perkataan yang direstui oleh Allah SWT (QS Ibrahim [14]: 24-25).
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا
كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا
فِي السَّمَاءِ (٢٤)تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا
وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya
pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat."
[786] Termasuk dalam kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, segala
Ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta
perbuatan yang baik. kalimat tauhid seperti laa ilaa ha illallaah.
Ia punya akar kebenaran yang kuat dan menimbulkan maslahat bagi umat;
laksana pohon yang subur, rimbun, dan berbuah lebat. Di dalam Alquran,
setidaknya disebutkan ada 7 jenis perkataan yang sesuai dengan ajaran
Islam.
Pertama, qawlun ma'ruf (perkataan yang baik). Perkataan
jenis ini identik dengan kesantunan dan kerendahan hati. Alquran
menerangkan bahwa mengucapkan qawlun ma'ruf lebih baik daripada
bersedekah yang disertai kedengkian (QS Albaqarah [2]: 263).
قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ
"Perkataan yang baik dan pemberian maaf[167] lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si
penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun." [167] Perkataan yang
baik Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian ma'af
ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.
Kedua, qawlun tsabit (ucapan yang teguh).
Perkataan ini punya argumentasi yang kuat serta dilandasi keimanan yang
kokoh. Tidak ada keraguan yang menyelimutinya. Kezaliman yang nyata
patut dihadapi dengan perkataan jenis ini (QS Ibrahim [14]: 27).
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ
وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan
yang teguh itu[788] dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia
kehendaki." [788] Yang dimaksud ucapan-ucapan yang teguh di sini ialah
kalimatun thayyibah yang disebut dalam ayat 24.
Ketiga, qawlun sadid (perkataan yang benar).
Tiada dusta dan kebatilan dalam ucapan ini. Kata sadid berasal dari
sadda yang berarti menutup, membendung, atau menghalangi. Qawlun sadid
yang diucapkan berfungsi untuk mencegah terjadinya kemungkaran dan
kezaliman. Bukti ketakwaan seorang Mukmin di antaranya gemar mengucapkan
perkataan ini (QS Al-Ahzab [33]: 70).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar,"
Keempat, qawlun baliqh (ucapan yang efektif dan efisien).
Ini adalah jenis ucapan yang cermat, padat berisi, mudah dipahami, dan
tepat mengenai sasaran alias tidak ngelantur . Tipe perkataan seperti
ini akan berpengaruh kuat bagi pendengarnya (QS Annisa [4]: 63).
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا
فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَهُمْ فِي
أَنْفُسِهِمْ قَوْلا بَلِيغًا
"Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di
dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah
mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka Perkataan yang berbekas
pada jiwa mereka."
Kelima, qawlun karim (perkataan yang mulia).
Ia adalah tutur kata yang bersih dari kecongkakan dan nada merendahkan
atau meremehkan lawan bicara. Terdapat semangat memuliakan, menghormati,
dan menghargai terhadap lawan bicara dalam qawlun karim tersebut (QS
Al-Isra [17]: 23).
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا
إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ
الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا
تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang
mulia[850]." [850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan
oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka
dengan lebih kasar daripada itu.
Keenam, qawlun maysur (ucapan yang layak dan pantas).
Maysur arti asalnya adalah yang memudahkan. Ucapan ini mengandung unsur
memudahkan segala kesukaran yang menimpa orang lain, dan menghiburnya
guna meringankan beban kesedihan (QS Al-Isra [17]: 28).
وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلا مَيْسُورًا
"Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari
Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang
pantas[851]." [851] Maksudnya: apabila kamu tidak dapat melaksanakan
perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 26, Maka Katakanlah
kepada mereka Perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran
mereka belum mendapat bantuan dari kamu. dalam pada itu kamu berusaha
untuk mendapat rezki (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat
memberikan kepada mereka hak-hak mereka.
Ketujuh, qawlun layyin (tutur kata yang lemah lembut). Kelembutan
diharapkan dapat menundukkan kekerasan, sebagaimana air dapat
memadamkan api. Inilah pesan Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun
ketika keduanya hendak menghadap Firaun yang lalim (QS Thaha [20]: 44).
فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".
Rasulullah SAW pun mengingatkan, ''(Muslim terbaik) ialah yang
orang-orang Muslim lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya
(perbuatannya).'' (HR Bukhari dan Muslim).
Dan dalam riwayat
lainnya juga menyebutkan bahwa sehebat apapun ibadah yang dilakukan
seorang hamba kepada Allah, tetapi jika tidak "membekas" alias masih tetap tidak bisa mengendalikan lisan perbuatan sehingga merugikan sekitarnya maka orang tersebut di neraka. Naudzubillah, semoga kita tidak termasuk didalamnya.
Semoga lisan, tulisan, dan tindakan kita, senantiasa MENYELAMATKAN DAN MEMUDAHKAN jalan menuju syurga Allah, amin.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan isi komentar anda..