Translate

ArabicEnglishFrenchGermanIndonesianItalianJapaneseKoreanRussianSpanish

Visitors World

Flag Counter

Blog saya?


Awal 2013, Harga Emas Diramal Naik 08.46

Gambar Emas Batangan

Pada pekan pertama tahun 2013, para trader emas optimistis, harga emas masih akan menanjak. Sekitar 15 dari 19 analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, harga emas pekan depan akan mencatatkan kenaikan. Hanya ada satu analis yang memprediksi penurunan harga minyak. Sedangkan tiga trader lainnya netral.

Optimisme trader emas ini dipicu oleh semakin dekatnya deadline negosiasi anggaran belanja AS 2013.

"Masalah yang kita temui dalam setahun terakhir belum hilang. Masih banyak sekali potensi masalah di dunia dan hal itu menjadi alasan terbaik bagi investor untuk menyimpan emas dan membeli lebih banyak lagi," jelas Thorsten Proettel, analis komoditas Landesbank Baden Wuettemberg di Jerman.

Sepanjang tahun ini, harga emas sudah melesat 5,9 persen menjadi 1.656,19 dollar AS per troy ounce di London tahun ini. Dengan demikian, harga emas sudah melaju selama 12 tahun berturut-turut. Kondisi ini terjadi setelah bank sentral dunia, mulai dari Eropa hingga China, berlomba-lomba untuk menggelontorkan stimulus


Trafick Emas Terus Meningkat


Krisis hutang Eropa masih mendominasi headline berita pasar keuangan global. Krisis ini menggerogoti pertumbuhan ekonomi di zona euro dan bahkan menekan pertumbuhan ekonomi dunia. Pergerakan pasar keuangan sepanjang 2012 lalu tidak lepas dari krisis ini, dan situasi tidak akan jauh berbeda di tahun 2013.
Tercatat ada beberapa kebijakan dan peristiwa ekonomi di tahun 2012 berpengaruh besar terhadap volatilitas pasar, dan kemungkinan masih mempengaruhi pergerakan pasar keuangan tahun 2013. Di antaranya yaitu:
  • Perubahan kebijakan moneter bank sentral
  • Krisis hutang Eropa yang berkutat di Yunani, Spanyol dan Italia
  • Pelambatan ekonomi global di negara-negara yang termasuk perekonomian besar seperti di China, zona euro dan Jepang.
  • Pergantian kepala pemerintahan seperti yang terjadi di Yunani, Amerika Serikat (AS), China, Jepang dan Italia.
  • Negosiasi penyelesaian Fiscal Cliff di AS.
Kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih di tahun 2012 menimbulkan ekspektasi adanya kebijakan baru dari bank sentral untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi dari sisi moneter. Bank-bank sentral utama dunia memperlonggar kebijakan moneternya dengan menambah stimulus atau menurunkan suku bunga acuan masing-masing (Perhatikan Tabel 1). Federal Reserve AS, otoritas yang paling diperhatikan pasar, akhirnya mengeluarkan pelonggaran kuantitatif ketiganya. Meskipun setelah kebijakan itu dirilis, pergerakan harga aset (khususnya instrumen berisiko) justru berbalik terkoreksi.

Sumber: PBoC, RBA, ECB, BoE, Federal Reserve, BoJ, SNB
Tekanan pada pemulihan ekonomi akan menuntut perubahan kebijakan yang lebih stimulatif. Di 2013, kejutan mungkin datang dari Bank Sentral Jepang (BoJ). Pergantian kepemimpinan bulan Desember lalu mungkin akan membawa perubahan pada kebijakan moneter dan fiskal negara ini. Pemimpin Partai Demokratik Liberal (LDP) menginginkan kebijakan stimulus yang lebih agresif udari Bank of Japan untuk memperlemah kurs yen sehingga kinerja ekspor jadi lebih baik. Beberapa otoritas moneter lainnya juga masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga seperti bank sentral Eropa, Inggris, Australia dan China. Perubahan kebijakan moneter ke arah yang lebih longgar tentunya akan memberi sentimen positif ke pasar keuangan.
Krisis hutang di Eropa belumlah usai. Krisis ini menjadi biang keladi pelambatan ekonomi di kawasan Eropa dan menular ke kawasan lain di dunia. Pengucuran dana bailout ke-2 Yunani akhirnya diluluskan tahun lalu dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi. Perhatian pelaku pasar akan beralih ke negara lain yang berpotensi mengalami krisis, seperti Italia dan Spanyol. Pergantian kepemimpinan di Italia sebentar lagi akan membuat krisis Eropa semakin menarik. Calon utama pengganti PM Mario Monti, yaitu Silvio Berlusconi, bukanlah sosok yang disukai pasar. Berlusconi sudah pernah terpilih sebagai pemimpin Italia sebanyak 3 kali dan yang terakhir adalah pada periode 2008-2011. Banyak analis berpendapat bahwa Berlusconi akan membawa Italia keluar dari jalur reformasi ekonomi yang telah dicanangkan sebagai bagian program penuntasan krisis hutang. Sementara Spanyol juga belum lepas dari sorotan. Tingkat imbal hasil (yield) obligasi 10 tahunnya masih belum berada di titik aman, sedikit di bawah kisaran 7%. Tingkat pengangguran negara ini juga sangat tinggi (25%), sehingga perekonomian dalam negeri bisa makin terpuruk dan pemerintah kian sulit mengelola hutang-hutangnya.
Pelambatan ekonomi yang terjadi di tahun 2012 kemungkinan berlanjut di 2013. Beberapa institusi keuangan dunia, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global secara serentak. Pada laporan yang dirilis terakhir, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk 2013 dari 3,9% menjadi 3,6%. Sementara Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk zona Asia Timur dan Pasifik dari 8,0% menjadi 7,6% untuk tahun 2013. Revisi turun ini dilandasi oleh kondisi krisis di Eropa dan potensi fiscal cliff di AS.
Zona euro secara teknis sudah memasuki masa resesi karena pertumbuhan ekonomi sudah negatif selama 2 kuartal beruntun. Demikian pula dengan dua negara besar yakni Spanyol dan Italia. Dengan mengacu pada data-data ekonomi yang belum menunjukkan perkembangan berarti hingga penghujung 2012, bisa diasumsikan bahwa Eropa masih akan berkutat dalam pemulihan. Salah satu motor perekonomian dunia lainnya, China, juga tengah mengalami pelambatan ekonomi. Ekspornya merosot, konsumsi domestik belum besar dan minat investasi sedang melemah. Pelambatan ekonomi di negara ini sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan performa ekonomi di AS, Eropa dan Jepang, yang dikenal sebagai tiga wilayah tujuan ekspor terbesar China. Pelambatan ekonomi ini akan menekan pergerakan harga-harga komoditi dunia karena potensi permintaan yang semakin menurun.

Sumber: tradingeconomics.com
Di tahun 2012, terjadi beberapa pergantian pimpinan nasional seperti yang terjadi di Yunani, China, Jepang dan Korea Selatan. AS juga menghadapi pemilu presiden yang dimenangkan oleh incumbent. Italia baru saja dikejutkan dengan pengunduran diri PM-nya. Pergantian kepala pemerintahan akan memberi arah kebijakan baru terutama di sektor ekonomi. Seringkali pergantian kepemimpinan ini menimbulkan riak ke pasar keuangan. Jepang yang dipimpin oleh PM barunya menjanjikan kebijakan stimulus lebih agresif, yang akan berdampak pada pelemahan yen Jepang secara signifikan. Pergantian PM di Italia akan menimbulkan sentimen negatif ke pasar apabila Silvio Berlusconi benar-benar terpilih. Dan pemimpin baru China diharapkan dapat membawa ekonomi China keluar dari tekanan pelambatan.
Fiscal cliff masih akan menjadi tanda tanya besar, apalagi belum terlihat kemajuan penyelesaian yang berarti hingga artikel ini ditulis. Para negarawan AS ini tentu tidak akan membiarkan negaranya kembali masuk ke dalam resesi kembali. Tetapi alotnya negosiasi menimbulkan pertanyaan di pasar, apakah fiscal cliff ini bisa diselesaikan tepat waktu atau justru dibiarkan hingga kuartal pertama tahun 2013? Atau ada deal-deal tertentu yang mempengaruhi komponen pendapatan dan belanja? Selama tidak ada kejelasan, maka situasi ini akan berperan sebagai sentimen negatif bagi instrumen-instrumen keuangan berisiko di awal tahun. Sebaliknya bila fiscal cliff terselesaikan, sentimen positif akan mengalir ke pasar.
Dengan mempertimbangkan beberapa faktor fundamental yang kurang lebih mirip dengan apa yang ada di tahun 2012, pergerakan harga akan sangat volatile tahun ini. Fluktuasi yang besar akan tetap eksis di pasar dan para investor harus tetap waspada menghadapi segala kemungkinan.


0 komentar:

Posting Komentar

Silakan isi komentar anda..